Suara.com - Berikut deretan fakta Alan Ferguson, FIFA Senior Field Manager yang merekomendasikan agar rumput Stadion Internasional Jakarta (JIS) diganti dari sistem hybrid ke konvensional.
Rincian permintaan dari FIFA untuk perbaikan JIS terungkap dalam surat rekomendasi FIFA untuk PSSI. Mereka menyarankan agar Stadion JIS mengganti rumput hybrid.
Surat tertanggal 20 Juli 2023 itu dikirimkan FIFA kepada PSSI melalui surel atau email. Surat tersebut menyebutkan bahwa rekomendasi ini diajukan atas nama Alan Ferguson, selaku Manajer Lapangan Senior FIFA.
Alan secara rinci menjelaskan aspek yang perlu diperbaiki pada JIS. Fokus utamanya adalah menghilangkan penggunaan rumput hybrid.
Baca Juga: Erick Thohir Beberkan Isi Surat FIFA untuk JIS sebagai Venue Piala Dunia U-17 2023
Menurut FIFA, penggunaan rumput hybrid di JIS berpotensi menyebabkan beberapa masalah. Di antaranya adalah proses pertumbuhan akar yang tidak efisien dan perawatan yang sulit.
Yang menjadi pertanyaan menarik adalah siapa Alan Ferguson itu? Suara.com telah merangkum beberapa fakta menarik mengenai Alan Ferguson selaku FIFA Senior Field Manager.
1. Bicara Juga Soal Lapangan untuk Piala Dunia Wanita 2023
Beberapa waktu lalu, FIFA menyelenggarakan Workshop Manajemen Lapangan selama dua hari yang intensif di Sydney dengan 80 peserta dari enam stadion Australia yang akan digunakan, serta staf dari fasilitas latihan. Acara serupa akan diadakan di Selandia Baru sebelum turnamen play-off Piala Dunia Wanita.
Di situ Alan Ferguson membahas banyak hal mengenai lapangan dan hal-hal penting terkait itu. Di sana dia membahas bagaimana pentingnya memiliki lapangan yang bagus karena lapangan yang bagus akan menyuguhkan hal-hal bagus dalam sepak bola seperti dikutip dalam laman resmi FIFA.
Baca Juga: Jajal Timnas Indonesia di FIFA Matchday September, Ini Rekor Turkmenistan Lawan Tim-tim ASEAN
Selain itu lapangan yang baik juga bisa menjadi warisan bagi generasi-generasi pesepak bola yang ada di negara tersebut menurut Ferguson.
2. Sosok Penting dalam Pengelolaan Lapangan
Ikut andilnya dia dalam pengecekan lapangan-lapangan di turnamen besar membuatnya bisa dibilang bukan orang sembarangan.
Dia terlibat dalam seminar dan pemeriksaan Piala Dunia Wanita 2023 yang digelar di Australia dan Selandia Baru.
Selain itu dia juga pernah memantau final Piala Dunia U-20 di Polandia dan final Piala Dunia U-17 di Brasil serta turnamen sepak bola di Olimpiade Jepang.
Tidak heran ketika FIFA melakukan pemeriksaan di Indonesia, dia juga ikut andil dan memberikan surat kepada PSSI terkait rumput yang ada di JIS.
3. Satu Alamamater dengan Elkan Baggott
Alan Ferguson mungkin telah mencapai puncak profesi yang sedang dia geluti, saat ini merawat lapangan di stadion utama Piala Dunia, tetapi dia tidak akan pernah melupakan tempat kariernya dimulai.
Berusia 58 tahun, ia bergabung dengan Ipswich Town dari raksasa Skotlandia, Rangers, pada tahun 1996 dan selama 15 tahun berikutnya, membangun reputasi sebagai salah satu yang terbaik di bisnis ini. Dia telah dinobatkan sebagai Groundsman of the Year sebanyak tujuh kali.
Pada 2011, dia bergabung dengan mantan ketua Ipswich Town, Sheepshanks, di The FA. Awalnya dia bekerja pada lapangan di St George's Park, lalu pada tahun 2015, dia bertanggung jawab atas permukaan lapangan di Wembley juga.
UEFA telah menugaskan Ferguson untuk bekerja pada proyek di Turki, Dubai, Kroasia, Albania, Montenegro, Bosnia, dan Kosovo, dengan istrinya, Carol, yang mengatur penerbangan dan hotel dari rumah keluarga mereka di Mendlesham Green dekat Stowmarket.
Kemudian, SIS Pitches mendapatkan kontrak Piala Dunia dari FIFA dan mereka meminta Ferguson menjadi kepala konsultan pengelola lapangan mereka.
Kontributor : Imadudin Robani Adam