Jack Brown pun tak lantas percaya dengan hasil diagnosis itu. Dia sempat memeriksa kondisi cederanya kepada seorang fisioterapis.
Hasilnya, fisio tersebut bilang kalau kondisi lutut pemain berusia 21 tahun ini bermasalah. Dia pun memilih periksa ke Singapura untuk mencari pendapat lain.
“Saya juga sempat pergi ke fisioterapis di Bekasi. Setelah mengecek, dia bilang, “Jack ini goyang ini”. Ada lima dokter yang bilang aman, dan ada satu fisioterapis yang bilang putus,” jelasnya.
“Saya bingung dan akhirnya berangkat ke Singapura. Saya tidak percaya (dengan dokter Indonesia). Saya memberikan hasil MRI pada bulan Januari sebelum putaran kedua dimulai dan hasil MRI terbaru.”
Setelah dokter di rumah sakit Singapura itu melihat dua hasil MRI dari lutut Jack Brown, yakni pada medio Januari dan yang terbaru, hasilnya memang sama saja: Jack Brown mengalami cedera ACL putus.
“Saat dia mengecek fotonya lalu mengecek lututnya, dia bilang kalau MRI hasil Januari dan yang sekarang sama saja, hasilnya dua-duanya putus,” katanya.
“Biasanya kan saya melihat tulisannya, bukan fotonya. Karena kalau saya melihat fotonya kan gak ngerti. Saya bukan dokter, tetapi dokter radiologi yang salah membaca dan salah mendiagnosis,” imbuhnya.
Saat memberikan penjelasannya, dokter tersebut bahkan sempat merasa kaget karena tak pernah melihat seorang pesepak bola bermain selama lima bulan dalam kondisi ACL putus.
“Dokter itu kemudian bilang bahwa selama lima bulan saya bermain dengan kondisi ACL yang putus. Jadi, dokter itu bilang ke saya, “Selama saya jadi dokter, saya belum pernah melihat orang bisa bermain sepak bola lima bulan tanpa ACL”,” tuturnya.
Baca Juga: Belum Lama Ditinggal Luis Milla, Persib Bandung Kehilangan Gelandang Andalan Shin Tae-yong
“Dalam momen itu, saya merasa shock. Karena saya memaksa bermain lama, ada masalah di tulangnya juga. Jadi kita nggak tahu, karena saya bermain lama karena tulangnya jadi begitu atau dokter operasi yang pertama dia mengebor lubangnya terlalu besar,” imbuhnya.