Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dua masalah krusial yang belum terselesaikan di Liga 1. Masalah tersebut adalah masalah wasit dan suporter.
Liga 1 2023-2024 baru saja menyelesaikan pekan ketiga dengan pertandingan Persija Jakarta vs Bhayangkara FC berakhir dengan skor 4-1.
Namun, dalam tiga pekan tersebut, kompetisi ini sudah menghadapi banyak kontroversi. Kejadian kontroversial dalam Liga 1 bukanlah hal baru, karena selalu ada kejadian-kejadian tersebut setiap musim.
Permasalahan yang sering muncul adalah kritik terhadap keputusan wasit Liga 1 dan masalah suporter.
Baca Juga: Kenang Momen Hadapi Argentina, Jordi Amat Tanyakan Siapa Lawan Timnas Indonesia Selanjutnya
Meskipun masalah ini bukan hal baru dalam sepak bola Indonesia, pada musim ini, PSSI berusaha melakukan perubahan untuk membawa sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik.
Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, PSSI telah menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk memperbaiki kompetisi.
Perwakilan dari Jepang telah datang ke Indonesia untuk melakukan seleksi wasit. Seleksi wasit dilakukan langsung oleh perwakilan JFA, yaitu Yoshimi Ogawa dan Toshiyuki Nagi.
Setelah seleksi, pelatihan diberikan kepada wasit-wasit Liga 1 yang memimpin pertandingan musim ini. Namun, meskipun pelatihan sudah dilakukan, masih banyak kontroversi yang terjadi dalam pertandingan Liga 1.
Melihat situasi ini, Erick Thohir mengungkapkan keprihatinannya karena PSSI telah berusaha secara serius untuk mempersiapkan kompetisi agar berjalan lebih baik.
Baca Juga: Moncer Bareng Persija, Andritany Diklaim Layak Bela Timnas Indonesia Rezim Shin Tae-yong
Erick, yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN, menekankan bahwa PSSI memiliki target untuk menjadikan kompetisi Indonesia sebagai yang terbaik di Asia Tenggara.
Sebelum Liga 1 dimulai, PSSI telah bekerja sama dengan Jerman dan Jepang untuk memperbaiki masalah yang terjadi di Liga Indonesia agar tidak terulang.
Namun, dalam tiga pekan kompetisi berjalan, banyak masalah yang muncul. Situasi ini membuat Erick Thohir prihatin karena PSSI telah melakukan persiapan dengan sungguh-sungguh.
Namun, kenyataannya, keputusan yang telah dilatihkan oleh wasit-wasit berpengalaman dari Jepang belum sepenuhnya diterapkan dengan baik di lapangan.
Erick mengakui bahwa keputusan wasit di lapangan masih bermasalah.
"Saya prihatin dengan dua masalah saat ini, yaitu wasit yang telah diseleksi oleh wasit Jepang, tetapi implementasinya di lapangan belum baik," ujar Erick Thohir kepada awak media di Bali, pada Minggu (16/7/2023).
Meskipun mengakui bahwa keputusan wasit dalam Liga 1 masih kontroversial, Erick meminta agar semua pihak bersabar karena wasit juga manusia dan dapat membuat keputusan yang salah.
Namun, ia tidak menyangkal bahwa ada beberapa wasit yang tidak boleh memimpin pertandingan di masa depan karena kesalahan yang mereka lakukan, dan PSSI memberikan sanksi dengan menangguhkan mereka terlebih dahulu.
"Jangan langsung kehilangan semangat, saling menyalahkan. Perbaiki lagi," ucap Erick Thohir
"Wasit juga manusia, tetapi ada beberapa wasit yang tidak boleh memimpin pertandingan dalam beberapa kesempatan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Erick, yang berusia 53 tahun, mengatakan bahwa perbaikan ini membutuhkan waktu dan tidak dapat selesai dengan cepat.
Menurut Erick, semua pihak perlu waktu untuk melakukan perbaikan.
"Perbaikan tidak akan selesai hari ini. Butuh waktu dan kesabaran. Tapi jika ada kecurangan dan pelanggaran di lapangan, saya akan langsung mengambil tindakan," kata Erick.
Selain itu, masalah kedua yang menjadi sorotan adalah adanya suporter tim tamu yang tetap datang ke stadion.
Sebelum Liga 1 dimulai, PSSI, PT LIB (Liga Indonesia Baru), kepolisian, dan klub sepakat bahwa suporter tim tamu dilarang hadir di stadion.
Namun, kenyataannya, rencana ini tidak berjalan dengan baik ketika Liga 1 dimulai. Erick Thohir menyoroti masalah suporter yang belum terselesaikan dalam sepak bola Indonesia.
Kejadian terbaru adalah beberapa suporter Arema FC, Aremania, yang berhasil masuk ke Stadion Brawijaya, Kediri, saat melawan Persik Kediri.
Pertandingan antara Persik Kediri dan Arema FC di Stadion Brawijaya, Kediri, pada Sabtu (15/7/2023), tidak berjalan dengan baik.
Setelah pertandingan selesai, ada beberapa suporter tim tamu yang terlihat telah masuk ke Stadion Brawijaya.
Kehadiran suporter ini menyebabkan suporter Persik marah hingga terjadi keributan, dan tersebar video yang menunjukkan seseorang yang diduga sebagai penyusup yang menjadi korban pengeroyokan oleh beberapa pendukung.
Pria yang diduga penyusup itu diserang oleh beberapa suporter sebelum akhirnya dihentikan oleh orang lain.
Melihat hal ini, Erick merasa kesal karena kesepakatan bersama yang sudah dibuat tidak bisa dilaksanakan dengan baik.
Padahal, FIFA tetap memantau sepak bola Indonesia selama dua tahun ke depan. Namun, masih ada suporter yang memaksakan masuk ke stadion lawan meskipun sudah ada larangan
"Sama dengan suporter, malam tadi terjadi kerusuhan dalam pertandingan PSM Makassar. Tiba-tiba ada suporter tamu yang datang, padahal sudah ada kesepakatan dengan FIFA dan pemerintah Indonesia, serta kesepakatan liga dengan kepolisian bahwa tidak ada suporter tamu yang boleh hadir di stadion," ungkap Erick.
"Suporter tuan rumah saja sudah bertengkar kemarin," tambahnya.
Akibat situasi ini, Erick menegaskan bahwa Indonesia saat ini berada dalam ancaman sanksi dari FIFA.
Jika kerusuhan terus terjadi baik dari pemain maupun suporter, Indonesia bisa menghadapi sanksi yang berat.
Oleh karena itu, Erick meminta semua pihak, khususnya suporter, untuk lebih matang ke depannya.
Terlebih lagi, Tragedi Kanjuruhan belum terselesaikan dan kejadian ini akan selalu menjadi luka bagi sepak bola Indonesia.
Sebanyak 135 orang tewas, tetapi tidak semua pihak melakukan introspeksi diri.
Ia berharap para suporter dapat memperbaiki diri agar ke depannya lebih baik dan Indonesia tidak akan menghadapi sanksi.
"Ini yang kita lihat kemarin, mari para suporter menjadi bagian dari transformasi dan jangan lupakan Tragedi Kanjuruhan yang belum selesai. FIFA masih mengawasi kita selama dua tahun," ujar Erick.
"Oleh karena itu, ada aturan bahwa suporter tamu dilarang selama dua tahun."
"Jika kejadian ini terus berlanjut tanpa ada introspeksi dari kita, dari suporter, klub, dan panitia tamu, percayalah, kita akan dihukum. Apakah kita ingin dihukum lagi?"
Permasalahan wasit dan suporter tetap menjadi masalah utama yang belum terselesaikan dalam Liga 1. Oleh karena itu, Erick berharap agar semua pihak dapat melakukan perbaikan pada musim ini dan di masa depan.
Kontributor : Imadudin Robani Adam