Suara.com - Omar Abdulrahman adalah pemain sepak bola asal Uni Emirat Arab yang dikenal dengan julukan "Messi Asia" karena keterampilan dan gaya bermainnya yang mirip dengan Lionel Messi.
Namun, meskipun memiliki reputasi yang besar di wilayah Asia, Omar Abdulrahman mengalami kesulitan untuk berkarier di Eropa karena berbagai alasan.
Kisah Omar Abdulrahman merupakan gambaran dari banyak bakat hebat yang muncul di wilayah Asia, yang sering kali membuat orang terkesima dengan kemampuan mereka di lapangan hijau.
Meskipun demikian, ada tantangan dan hambatan tertentu yang membuat tak semua pemain Asia mampu menembus panggung sepak bola Eropa.
Baca Juga: Lionel Messi Unfollow Instagram PSG Usai Resmi Pindah Ke Inter Miami
Wilayah Asia kerap dipandang sebelah mata perihal sepak bola. Namun, tak jarang Benua Kuning melahirkan bakat-bakat hebat di kancah sepak bola yang bisa membuat banyak orang berdecak kagum.
Tak terhitung berapa banyak pemain dari benua Kuning yang bisa menembus pasar Eropa sebagai kiblat sepak bola saat ini.
Sebagai contoh ada Cha Bum-kun yang pernah menggebrak Liga Jerman atau Bundesliga, lalu kini ada Son Heung-min yang menggebrak Liga Inggris atau Premier League.
Selain itu, masih ada pemain-pemain Asia lainnya yang punya talenta mumpuni di lapangan hijau, namun gagal menembus pasar Eropa.
Salah satunya adalah Omar Abdulrahman. Pemain asal Uni Emirat Arab ini menjadi salah satu talenta Asia yang punya kemampuan di atas rata-rata.
Baca Juga: Momen Lionel Messi Dicueki Warga Miami, Gelar GOAT Seperti Tak Berarti di Amerika Serikat
Bahkan karena kemampuannya itu, pemain yang kini berusia 31 tahun tersebut sempat dijuluki sebagai Messi Asia oleh banyak pihak.
Nahasnya, julukan itu tak otomatis membuat Omar, sapaannya, bisa menembus Eropa dan memenuhi takdirnya sebagai salah satu talenta terbaik Asia.
Apa yang membuat Omar Abdulrahman gagal berkarier di Eropa dan menunjukkan pamornya ke dunia sebagai Messi Asia?
Gagal ke Eropa meski Jadi Target Banyak Klub
Omar Abdulrahman adalah salah satu talenta terbaik di Asia dan juga Uni Emirat Arab berkat gaya bermainnya yang digadang-gadang mirip Lionel Messi.
Ia mampu mencuri perhatian sejak usia muda dan saat membela Timnas Uni Emirat Arab, terutama saat dirinya tampil di Olimpiade 2012 London.
Di ajang tersebut Omar mencuri perhatian dan membuat Manchester City menawarkan trial kepadanya untuk berlatih bersama Sergio Aguero dan Carlos Tevez.
Dilansir dari Daily Mail, Omar mampu mempesona banyak pihak di Manchester City, yang kemudian menawarkannya kontrak kepadanya.
Nahas, Omar gagal bermain di Manchester City karena masalah izin kerja dan ranking Uni Emirat Arab yang kala itu berada di peringkat ke-121 dunia.
Tak hanya Manchester City, minat juga datang dari Arsenal, Valencia, dan Hamburg. Tapi, kepindahan Omar urung terjadi, karena berbagai alasan, termasuk faktor cedera.
Gagal pindah ke Manchester City, Omar meneruskan kariernya di Asia dan kembali mencuri perhatian saat membawa Uni Emirat Arab menempati peringkat ketiga di Piala Asia 2015.
Di ajang Piala Asia 2015 itu, Omar mampu mencetak empat assist sepanjang turnamen dan menjadi pencetak assist terbanyak bersama Massimo Luongo dari Australia.
Tak ayal, kiprahnya itu sempat membuat tim Eropa lainnya, yakni OGC Nice, meminatinya pada 2017 lalu. Tapi lagi-lagi masalah izin kerja menghambat kepindahannya.
Apalagi menurut The National News, Omar seakan ditahan oleh klubnya, Al Ain, yang tak ingin kehilangan bintangnya tersebut.
Kini di usia yang sudah 31 tahun, Omar seakan tak memiliki waktu lagi untuk menunjukkan talentanya ke dunia lewat panggung Eropa dan harus puas meneruskan kariernya di Asia, terutama di Uni Emirat Arab.
[Felix Indra Jaya]