Suara.com - Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll menilai format baru Liga 1 yang akan menggunakan model regular series dan championship series bagus untuk para penggemar.
Pada regular series, sebanyak 18 peserta Liga 1 akan bertemu satu sama lain dengan format kandang-tandang seperti biasa. Kemudian pada akhir musim, empat tim teratas akan lolos ke championship series untuk memperebutkan trofi juara.
Format seperti itu sudah dimainkan di liga sepak bola lain seperti Liga Amerika Serikat (MLS). Liga Indonesia juga sudah pernah mengadopsi format serupa yang terakhir kali diterapkan pada 2014.
Namun, saat itu format liga membagi para peserta ke dalam dua wilayah dengan empat tim teratas dari masing-masing wilayah akan kembali bertanding di delapan besar.
Baca Juga: Persikabo 1973 vs Persija, Aidil Sharin Kantongi Cara Bikin Marko Simic Mandul di Depan Gawang
"Menurut saya ini pasti akan bagus, khususnya untuk suporter karena empat tim teratas akan melakukan turnamen mini sesudah menjalani 34 pertandingan," kata Doll pada konferensi pers sebelum pertandingan Persikabo melawan Persija di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (8/7/2023).
Meski demikian, Doll memiliki kekhawatiran tersendiri seandainya pemuncak klasemen memiliki selisih poin yang cukup jauh dari tim-tim di bawahnya.
Dengan kondisi tersebut, perjuangan pemimpin klasemen selama bergulirnya regular series sama sekali tidak menjadi jaminan bahwa mereka akan meraih trofi juara.
"Saya akan bingung seandainya tim di posisi pertama memiliki selisih 15 poin tapi harus main lagi dengan tim di posisi empat, mereka jadi punya kemungkinan kalah, padahal mereka sudah berusaha mencapai posisi pertama tapi harus bermain lagi."
"Sistemnya cukup baru bagi saya, karena misalnya PSM di musim lalu unggul sembilan poin tapi harus bermain melawan tim di peringkat empat. Jadi apa yang sudah diambil selama 34 pertandingan itu seperti agak sia-sia," papar mantan pelatih Borussia Dortmund itu.
Baca Juga: Persebaya Banyak Buang Peluang Saat Ladeni Barito Putera, Aji Santoso: Finishing Masih Kurang
Walau begitu Doll mencoba berpikiran terbuka karena menurutnya tetap ada hal menarik dari format anyar tersebut.
"Saya tidak tahu alasannya kenapa harus ada turnamen seperti itu. Tapi lihat saja bagaimana nanti, karena ini juga menarik, tapi bagi tim di posisi pertama tentu saja tidak," pungkas Doll.