Suara.com - Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) telah merilis peringkat atau koefisien liga sepak bola negeri Benua Biru untuk tahun ini. Liga Prancis resmi terlempar dari lima besar dan digantikan Belgia.
Prancis, yang kerap dianggap bagian dari lima liga top Eropa, kini terjun ke peringkat tujuh. Sebagai gantinya, Liga Belgia menempati urutan kelima, dengan Eredivisie atau Liga Belanda di peringkat keenam.
Kemunduran Liga Prancis atau Ligue 1 dalam peringkat koefisien UEFA tak lepas dari menurunnya performa wakil-wakil mereka di kompetisi Liga Champions, Liga Europa dan Liga Konferensi.
Bahkan, Paris Saint-Germain (PSG) yang belakangan jadi tumpuan Prancis di kompetisi Eropa, tidak mampu menunjukkan tajinya.
Baca Juga: Daftar Lengkap Tim Promosi dan Degradasi 6 Liga Top Eropa, Cek di Sini!
Musim lalu, PSG yang berambisi jadi juara, justru langsung terhenti di babak 16 besar Liga Champions. Hasil buruk turut diikuti tim-tim Prancis lainnya.
Marseille finis di urutan terbawah grup Liga Champions musim lalu. Sementara Monaco, Nantes dan Rennes semuanya tumbang di babak sistem gugur pertama Liga Europa.
Hanya Nice yang berhasil memenangkan babak sistem gugur di Eropa, mencapai perempat final Liga Konferensi.
Musim sengsara Prancis di Eropa kini berimbas pada peringkat mereka di koefisien Asosiasi Klub UEFA. Mereka tercatat menduduki peringkat ketujuh dengan rataan poin 12.583.
Prancis kalah tipis dari Belgia dan Belanda yang tahun ini masing-masing mengoleksi rataan poin 14.200 dan 13.500.
Baca Juga: Jersei Nomor 9 Real Madrid Takkan Disentuh Pemain Lain sampai Kylian Mbappe Datang
Situasi itu secara tak langsung turut menunjukkan bahwa bek naturalisasi Timnas Indonesia, Sandy Walsh kini sah memiliki "kasta" lebih tinggi dari striker kenamaan Timnas Prancis dan PSG, Kylian Mbappe.
Sandy Walsh saat ini bermain untuk KV Mechelen, tim yang berkompetisi di kasta teratas Liga Belgia alias Belgian Pro League.
Sementara Mbappe seperti yang sudah diketahui, adalah pemain PSG, tim yang beberapa tahun terakhir mendominasi kasta teratas Liga Prancis atau Ligue 1.
Penurunan peringkat dalam koeifisen UEFA akan berimbas kepada masing-masing asosiasi negara. Pasalnya, penentuan koefisien digunakan UEFA untuk menentukan jumlah maksimal klub dari satu negara untuk mengikuti kompetisi Eropa yakni Liga Champions, Liga Europa dan Liga Konferensi.
Peringkat koefisien untuk musim baru belum terpampang di laman UEFA. Perhitungan poin secara real time bakal berubah-ubah dari satu pertandingan ke pertandingan lain.
Namun yang pasti, tim-tim Prancis harus bisa mengungguli wakil-wakil Belanda dan Belgia di kompetisi Eropa 2023-2024 guna kembali merebut tempat kelima dalam peringkat koefisien Asosiasi Klub UEFA.