Suara.com - Liga-liga sepak bola di Asia Tenggara (ASEAN) tengah berlomba-lomba menerapkan Video Assistant Referee (VAR) di kompetisinya. Thailand dan Singapura telah melakukan revolusi ini.
Sementara di Indonesia, penerapan penggunaan VAR masih dalam rencana yang kabarnya baru akan dimulai pada tahun depan di kompetisi Liga 1.
Dana fantastis sebenarnya sudah disiapkan PT LIB selaku operator kompetisi. Kabarnya dana sebanyak 6 juta dolar AS atau sekitar Rp84 miliar sudah disiapkan untuk proyek VAR di Liga 1.
Nilai sebanyak itu tak hanya dipakai untuk memboyong paket lengkap VAR, tetapi juga keseluruhan. Ada program pelatihan untuk wasit serta pihak pengoperasiannya.
Baca Juga: Dipinjam dari Persija, Frengky Missa Ingin Berikan yang Terbaik untuk Persikabo di Liga 1 2023/2024
Liga 1 Indonesia mungkin harus menunggu sedikit lebih lama dan mengakui ketertinggalan dari Singapura serta Thailand yang telah memulai proyek ini lebih dulu.
Singapura
Siapa sangka kompetisi sepak bola di Singapura terbilang lebih maju dari Indonesia karena penggunaan VAR yang diaplikasikan mulai musim 2023 ini.
Nazeer Hussain selaku Direktur Perwasitan Liga Singapura (FAS), mengklaim penerapan VAR akan membantu peningkatan kinerja wasit Liga Singapura.
Kompetisi domestik mulai digelar pada 19 Februari 2023, dimulai dari laga SPL Community Shield antara Albirex Niigata melawan Hougang United FC.
Baca Juga: Hasil Uji Coba Jelang Liga 1: Persib Ditahan Imbang PSS 1-1 di Maguwoharjo
Thailand
Inisiasi penggunaan VAR di Liga Thailand sudah dimulai sejak 2018 lalu, sesuai dengan keinginan Presiden Federasi Sepak Bola Thailand (FTA), Thairath.
Thairath mengaku ingin membantu kinerja wasit dengan baik, selain itu VAR juga dipakai sebagai usaha memperbaiki standar kompetisi.
VAR di Thailand bahkan pernah dipakai pada November 2017 lalu, mengatasi skandal match fixing di saat sepak bola Negeri Seribu Pagoda tengah naik daun.
Vietnam
Iri dengan Thailand membuat Vietnam tersentak ikut-ikutan menggunakan VAR, sempat diterapkan pada 2019 meski hanya di laga-laga tertentu.
Kini Vietnam hanya perlu menyelesaikan proses usai kedatangan paket alat VAR, sebelum diterapkan sepenuhnya di kompetisi domestik, V-League.
"Kami berpikir untuk mencoba penggunaan VAR di stadion-stadion besar," ucap Tran Anh Tu selaku Presiden Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF).
"Seperti Hang Day, My Dinh, Thong Nhat, dan Binh Duong, dengan menggunakan banyak kamera, kualitas siaran televisi.
"Kami juga mungkin memilih beberapa laga panas dan memakai VAR." imbuhnya.
Selain Indonesia yang masih dalam tahap rencana, Liga Malaysia juga tengah mengusahakan hal yang sama meski masih menimbang-nimbang.
Harga untuk paket VAR yang cukup mahal membuat Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berpikir dua kali menggunakan alat ini.
Pertimbangan lain kompetisi sepak bola Negeri Jiran dengan kontestan yang tak seluruhnya representatif serta kebanyakan wasit yang belum berlisensi FIFA.
[Eko]