Suara.com - Marselino Ferdinan menjadi salah satu pemain yang paling dipuja-puja usai tampil apik bagi Timnas Indonesia. Akan tetapi, ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh wonderkid skuad Garuda itu.
Puja-puji untuk Marselino hadir setelah Timnas Indonesia melawan Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin (19/6).
Dalam laga tersebut, pemain berusia 18 tahun ini tampil penuh selama 90 menit dan kerap menunjukkan aksinya serta kematangannya.
Melawan barisan bintang di kubu Argentina, Marselino tak tampak gugup dan menunjukkan talenta yang ia miliki di hadapan lawan-lawannya.
Baca Juga: Marc Klok Petik Pelajaran Berharga dari Laga Timnas Indonesia vs Argentina
Hal ini terlihat dari catatannya. Menurut jurnalis bagi media Inggris, Bence Bocsak, Marselino menjadi pemain yang paling sering dilanggar di laga kontra Argentina, yakni sebanyak empat kali.
Selain itu, pemain KMSK Deinze ini mampu memenangkan delapan duel, melakukan tiga tekel sukses dari tiga percobaan, dan melakukan empat Recoveries.
Penampilan ini pun berbuah pujian dari banyak pihak, terutama pendukung Timnas Indonesia. Apalagi, penampilan Marselino bersama tim nasional terbilang konsisten.
Meski mendapat puja-puji dari banyak pihak, Marselino yang baru berusia muda memiliki beberapa kelemahan yang ia tunjukkan di laga kontra Argentina.
Apa saja kelemahan yang dimilikinya tersebut saat melawan Argentina? Berikut daftarnya.
1. Decision Making (Pengambilan Keputusan)
Di laga kontra Argentina, Marselino ditugaskan menjadi gelandang serang oleh Shin Tae-yong, yang bertanggung jawab atas serangan Timnas Indonesia.
Akan tetapi di laga tersebut, beberapa kali Marselino telat dalam pengambilan keputusan dalam situasi Counter Attack, dengan telah melepaskan umpan kunci bagi rekannya.
Padahal terlihat dalam beberapa kesempatan, rekan-rekannya sempat berlari ke ruang kosong saat Marselino menguasai bola dalam transisi bertahan ke menyerang.
2. Terlalu Banyak Dribel
Bukan tanpa alasan jika statistik mengatakan bahwa Marselino adalah pemain yang paling sering dilanggar di laga Timnas Indonesia vs Argentina.
Hal ini dikarenakan Marselino terlalu banyak melakukan dribel dalam transisi, yang membuat dirinya kerap dihentikan para pemain Argentina.
Meski ia berhasil mendapat pelanggaran, dribel yang terus menerus dilakukan Marselino membuat ritme serangan balik Timnas Indonesia saat itu menjadi kacau, sehingga mudah kehilangan momentum.
3. Individualis
Banyaknya dribel yang dilakukan Marselino sehingga Timnas Indonesia kerap kehilangan momentum pun membuat Marselino digambarkan sebagai pemain individualis.
Hal ini tak hanya terlihat di laga kontra Argentina saja. Saat laga melawan Timnas Prancis U-21 di Spanyol beberapa waktu lalu, Marselino kerap menunjukkan kemampuan olah bolanya.
Bagi banyak pihak, hal ini terbilang sah karena usianya yang masih muda dan keinginannya tampil apik di hadapan para bintang. Tapi, jika terus menerus individualis terutama di laga penting, maka ritme permainan dan taktik Timnas Indonesia bisa menjadi berantakan.
(Penulis: Felix Indra Jaya)