Suara.com - Berikut tiga alasan mengapa pemain muda Timnas Indonesia, Rafael Struick, layak untuk dijadikan starter kala melawan Timnas Argentina.
Nama Rafael Struick tengah melejit usai dirinya mencatatkan debutnya bersama Timnas Indonesia kala melawan Palestina, Rabu (14/6).
Meski hanya bermain selama 45 menit di babak pertama, pemain berusia 20 tahun ini mampu tampil brilian dengan memimpin lini serang skuad Garuda bersama Dimas Drajad.
Dalam laga tersebut, kedua tim memang harus puas berbagi angka, setelah bermain imbang dengan skor kacamata atau 0-0.
Baca Juga: Profil Gaston Edul: Jurnalis Argentina yang Beberkan Messi Absen Lawan Timnas Indonesia
Akan tetapi hasil imbang itu tak membuat pamor Rafael Struick meredup karena penampilannya sepanjang permainan.
Hal ini pun menuai pujian dari Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia, yang menyebut penampilannya bersama Ivar Jenner di laga kontra Palestina amat baik.
Kini, Rafel Struick akan kembali beraksi bagi Timnas Indonesia saat menjamu Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin (19/6).
Di laga tersebut, Shin Tae-yong diyakini akan memainkan pemain berpengalaman yang telah berusia gaek untuk menghadapi barisan bintang Argentina.
Akan tetapi, ada tuntutan agar Shin Tae-yong mau memainkan Rafael Struick sejak menit pertama saat melawan Argentina nanti.
Baca Juga: Skuad Argentina Bertolak ke Jakarta, Siap Jajal Kemampuan Timnas Indonesia
Apalagi jika melihat sederet alasan mengapa penyerang ADO Den Haag itu memang layak diberi kesempatan sebagai starter di laga kontra Argentina. Berikut alasannya.
1. Kreatif
Sebagai penyerang, Rafael Struick ternyata memiliki kreativitas dalam menyerang yang bisa memberikan benefit bagi rekan-rekannya.
Di laga melawan Palestina, Rafael Struick terlihat beberapa kali menciptakan peluang dan membuka ruang, yang membuat rekannya bisa melakukan tusukan.
Salah satu kreativitasnya ditunjukkan kala memberi umpan kepada Marselino Ferdinan dengan Backheel, yang hampir membuahkan gol ke gawang Palestina.
2. Pekerja Keras
Berbeda dengan penyerang pada umumnya, Rafael Struick merupakan penyerang bertipe modern yang mampu memberikan tekanan ke lawan dengan Pressing-nya.
Di laga melawan Palestina, Rafael Struick terlihat tak pernah kenal lelah mengejar bola saat para pemain Palestina menguasai bola di area pertahanan sendiri.
Karena kengototannya dalam melakukan Pressing ini, Palestina pun tak nyaman membangun serangan dari lini belakang, sehingga harus melakukan Long Ball atau umpan panjang.
3. Kelincahan untuk Membongkar Pertahanan
Di laga melawan Argentina, Timnas Indonesia diyakini akan bermain bertahan dan memanfaatkan serangan balik untuk menyerang.
Sehingga dibutuhkan penyerang yang lincah seperti Rafael Struick agar bisa memudahkan proses serangan balik cepat dengan maupun tanpa bola.
Di laga melawan Palestina lalu, Rafael Struick menunjukkan Agility-nya itu dengan kemampuannya menggiring bola atau dribel. Saat bermain tanpa bola, ia beberapa kali mampu lepas dari kawalan lawan yang bisa menyulitkan pertahanan lawannya.
(Penulis: Felix Indra Jaya )