Suara.com - Manajemen Madura United FC meluncurkan tim untuk musim kompetisi Liga 1 Indonesia 2023-2024 di Pondok Pesantren Al-Hamidy, Banyuanyar, Pamekasan, Jawa Timur.
Peluncuran tim berjuluk 'Laskar Sape Kerrap' yang digelar 14 Juni 2024 di pondok pesantren asuhan RKH Muhammad Rofii Baidhowi diikuti oleh semua pemain, pelatih dan ofisial klub.
"Kami memilih pondok dalam acara launching tim ini tidak lain karena ingin tabarruk atau mencari berkah dari pondok," kata Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Annisa Zhafarina dalam keterangan tertulis yang diterima di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (16/6/2023).
Peluncuran tim yang sekaligus silaturrahim pemain, pelatih dan ofisial bertema 'Sehari Lebih Dekat dan Selama Santri' ini disambut meriah oleh para santri, guru, dan pengasuh di pondok pesantren itu.
Baca Juga: Timnas Argentina Tiba di Jakarta, Hotel Fairmont Dijaga Ketat Polisi
Rangkaian kegiatan dimulai dari pengenalan para pemain, pelatih, hingga staf klub sepak bola itu. Semua menggunakan peci dan sarung, yang menjadi ciri khas pakaian kaum santri, termasuk pada pemain asing, seperti Lulinha, Hugo Gomes, dan Cleberson.
Usai pengenalan, selanjutnya memasuki sesi fungame. Para pemain dan pelatih bertanding melawan para lora (sebutan untuk putra kiai pengasuh pondok pesantren) dan juga para guru di lembaga itu.
Permainan berlangsung seru, dan tak terlihat ada yang canggung.
"Inilah sepak bola, semuanya akan bersatu. Sungguh acara ini sangat seru," ucap Annisa yang juga menyaksikan langsung permainan itu.
Putri Presiden Klub Madura United FC Achsanul Qosasi ini lebih lanjut menjelaskan, selain dalam rangka mencari berkah dari pondok pesantren, peluncuran tim 'Laskar Sape Kerrap' di lembaga pesantren itu diharapkan akan memberikan berkah bagi Madura dalam mengarungi kompetisi Liga 1 Indonesia 2023-2024.
"Ini juga sebagai penguatan kepada publik bahwa Madura adalah santri. Bismillah, dengan barokah pesantren, semoga dalam mengarungi kompetisi Liga 1 Indonesia tahun ini Madura United bisa konsisten di papan atas," ucap Annisa seperti dimuat ANTARA.
Para santri, guru dan dewan pengasuh di pondok pesantren ini mengaku senang bisa bertatap muka bahkan bermain langsung dengan tim 'Laskar Sape Kerrap' ini.
Mereka juga berharap, manajemen Madura United memiliki binaan santri berbakat di pesantren, sehingga bibit-bibit unggul di kalangan santri ke depan bisa juga bergabung dengan klub sepakbola profesional tersebut.
Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Islam Al-Hamidy Banyuanyar ini merupakan lembaga pendidikan Islam yang dirintis oleh KHR Itsbat bin Ishaq pada sekitar tahun 1800 Masehi atau 1219 Hijriah.
Setelah ia wafat, kepemimpinan beralih ke putra Kiai Itsbat, yakni KHR Abd Hamid Itsbat, kemudian, KHR Baidhowi Abd Hamid, dan dilanjutkan oleh KHR Muhammad Rofii Baidhowi.
Sejak awal hingga kepemimpinan RKH Muhammad Rofii Baidhowi sistem pendidikan yang diterapkan di lembaga ini adalah sistem kelasik (salaf) baik di pondok santri putra maupun maupun putri.
Pada tahun 1989 Hijriah, pendidikan di kembangkan dengan sistem formal Ula, Wustho, Ulya dan Ma’had Ali.
Lalu pada tahun 1999-2000 lembaga ini menambah materi pendidikan dengan mengikuti kurikulum Departemen Agama (DEPAG), dengan membuka kegiatan belajar mengajar (KBM) mulai jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsnawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Selanjutnya pada tahun 1423 Hijriah atau 2002 Masehi, pesantren ini membuka program Tahfidz AL- Quran putra, menyusul program tahfidz AL-Quran putri pada tahun 2006.