![Manajer Leicester City, Brendan Rodgers. [JAVIER SORIANO / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/19/57259-brendan-rodgers-leicester-city.jpg)
Leicester City kembali ke kasta teratas Liga Inggris atau Premier League pada tahun 2014 lalu, usai menjuarai Divisi Championship pada musim 2013/2014.
Pasca promosi, Leicester City sempat kesulitan di Liga Inggris 2014/2015, dengan menduduki peringkat ke-14 di akhir musim dengan raihan 41 poin.
Tapi di musim keduanya, yakni musim 2015/2016, Leicester City berhasil membuat kejutan dengan menjuarai Liga Inggris atau Premier League.
Di bawah arahan Claudio Ranieri, Leicester City yang bermodalkan pemain-pemain tak ternama, berhasil menyabet gelar juara usai unggul atas Arsenal dan Tottenham Hotspur.
Kisah sukses ini kemudian membawa Leicester City ke Liga Champions dan berhasil menembus babak perempatfinal di musim 2016/2017, meski harus berada di posisi ke-12 di Liga Inggris.
Karena masih dihuni sebagian besar pemain bintang tak ternamanya itu, serta manajemen yang baik dalam pencarian pemain berbakat, Leicester City mampu beberapa kali mendobrak papan atas Liga Inggris.
Di musim 2017/2018 dan 2018/2019, Leicester City berhasil finis di peringkat ke-9. Lalu di musim 2019/2020, The Foxes berhasil menduduki peringkat kelima klasemen Liga Inggris.
Di musim 2020/2021, Leicester City arahan Brendan Rodgers kembali berhasil finis di peringkat kelima Liga Inggris dan berhasil meraih trofi Piala FA dengan mengalahkan Chelsea di final.
Prestasi ini dilanjutkan dengan gelar Community Shield di awal musim 2021/2022 usai mengalahkan Manchester City dengan skor 1-0.
Baca Juga: Rekap Pekan Terakhir Liga Inggris: Leicester dan Leeds Degradasi, Tottenham Gagal ke Eropa
Di musim 2021/2022, Leicester City masih bertahan di papan atas dengan finis di peringkat ke-8, meski tak berhasil menembus kompetisi Eropa.