Suara.com - Mengenal Kenilworth Road, kandang tim promosi Luton Town yang berdiri di perkampungan dan jadi stadion terkecil di kasta teratas Liga Inggris atau Premier League musim depan.
Liga Inggris atau Premier League untuk musim 2023/2024 akan kedatangan tiga tamu baru dari kasta kedua atau Divisi Championship, yang berhasil menggenggam tiket promosi.
Ketiga tim itu adalah Burnley, Sheffield United, dan Luton Town. Nama terakhir melengkapi tim yang promosi dari kasta kedua setelah menang final Playoff atas Coventry City, Sabtu (27/5/2023).
Tiket promosi yang didapatkan Luton Town sendiri berkat kemenangan lewat drama adu penalti atas Coventry City, usai bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
Baca Juga: Erling Haaland Pemain Terbaik Liga Inggris 2022-2023 Usai Bawa Manchester City Juara
Keberhasilan Luton Town promosi ini pun menghadirkan sederet fakta unik. Fakta unik pertama adalah mengenai status klub yang berhasil promosi meski berjuang dari kasta kelima.
Lalu fakta unik kedua datang dari stadion yang menjadi markas tim berjuluk The Hatters itu, yakni Kenilworth Road.
Stadion ini menjadi perbincangan karena letaknya yang unik dan kapasitas yang dimilikinya, yakni hanya 10 ribu penonton alias menjadi stadion terkecil di Premier League musim depan.
Lantas, seperti apa sejarah dan bentuk dari Stadion Kenilworth Road tersebut? Akankah stadion ini akan jadi markas Luton Town di Premier League musim depan?
Terletak di Tengah Perkampungan
Baca Juga: Profil Ian Maatsen, Pemain Keturunan Jawa yang Antar Burnley Promosi ke Premier League Musim Depan
Kenilworth Road merupakan stadion yang terletak di Bury Park, sebuah wilayah yang berjarak sekitar 1,6 km di barat pusat kota Luton. Stadion ini dibangun dan berdiri pada tahun 1905.
Sejak dibangun dan telah diresmikan berdiri, Kenilworth Road kemudian menjadi markas Luton Town yang sebelumnya menempati Bury Park atau dikenal dengan nama Dunstable Road.
Saat pertama kali dibangun, Kenilworth Road memiliki kapasitas 25 ribu penonton berdiri, sehingga jumlah tersebut tak membuat operator melakukan renovasi.
Tapi karena kejadian membludaknya penonton pada tahun 1936 melawan Coventry City, stadion pun melakukan penambahan kapasitas menjadi 30 ribu penonton berdiri.
Dalam perjalanannya, Kenilworth Road sempat mengalami beberapa renovasi karena adanya aturan penggunaan kursi, sehingga kapasitas stadion ini menurun drastis.
Karena beberapa aturan itu pula, Kenilworth Road saat ini hanya memiliki kapasitas ekstra minim yakni hanya 10.356 penonton saja.
Karena telah dibangun sejak awal tahun 1900 an, perkembangan penduduk dan minimnya renovasi besar-besaran membuat area sekitar Kenilworth Road pun dikelilingi oleh perumahan warga.
Hal ini lah yang menjadi perbincangan pecinta sepak bola, yang menganggap Kenilworth Road tak memiliki standar yang layak untuk jadi stadion di Premier League.
Bagaimana tidak? Kenilworth Road berada di tengah perkampungan atau perumahan warga. Bahkan, pintu masuk stadion untuk para pemain yang bertandang, yakni Oak Stand, berada di antara rumah-rumah warga.
Lalu untuk penonton laga tandang, mereka harus melewati tangga berkelok-kelok dan bisa melihat halaman-halaman rumah warga di sekitar stadion.
Selain itu, lampu sorot Kenilworth Road diklaim tak begitu terang, meski memiliki tujuh tiang untuk lampu penerangan stadion.
Belum lagi dengan ruang untuk Broadcaster atau penyiar dari televisi yang terletak di tribun Bobbers Stand yang dianggap tak layak dan tak mumpuni.
Parahnya lagi, kursi di tribun penonton masih terbuat dari kayu dan tak memiliki sandaran, yang membuat stadion ini tak sesuai dengan standar keamanan di Premier League.
Karenanya, renovasi pun tengah digagas oleh pihak klub yang berencana menggelontorkan uang sekitar 8-10 juta poundsterling (Rp185 miliar) demi tampil di Premier League.
Selain itu, pihak klub berencana mendirikan stadion baru yakni Power Court Stadium yang lokasinya sudah ditetapkan, sehingga Luton Town akan pindah kandang jika bisa bertahan di Premier League.
Kontributor: Felix Indra Jaya