Suara.com - Kawin Thamsatchanan menjadi perbincangan setelah Timnas Thailand kalah dari Timnas Indonesia di laga Final SEA Games 2023 Kamboja. Dia merupakan bukan orang biasa. Dia adalah kiper senior Thailand.
Kawin Thamsatchanan baru-baru ini menyentil juniornya saat final SEA Games 2023 melawan Timnas Indonesia U-22.
Kawin Thamsatchanan merupakan kiper berkebangsaan Thailand yang lahir di Bangkok pada 26 Januari 1990 atau 33 tahun silam.
Kiprahnya sebagai kiper bermula di Rajpracha FC pada 2007 silam, di mana tim itu menjadi tempatnya menimba ilmu serta mencatatkan debut profesional.
Baca Juga: Media Argentina Pastikan Timnas Indonesia vs Argentina di FIFA Matchday, Catat Tanggalnya!
Bakatnya di usia muda kemudian membuat Muangthong United meminangnya pada 2008, tepat saat usianya baru 18 tahun.
Di Muangthong United, Kawin bermain selama 10 tahun lamanya dan mengantarkan timnya meraih beragam titel bergengsi dari kasta kedua, kasta pertama, hingga kompetisi domestik Thailand lainnya.
Pada 2018, Kawin pun dilepas ke Belgia dengan bergabung OH Leuven. Kepindahan ini dilakukan secara permanen, di mana ia mendapat kontrak berdurasi lima tahun dengan klub tersebut.
Setelah bergabung, Kawin menjadi pilihan utama di bawah mistar OH Leuven yang saat itu bermain di kasta kedua Liga Belgia.
Namun perjalanannya bersama OH Leuven tak berjalan lama. 10 bulan usai bergabung, ia mengalami cedera parah yang membuat posisinya tergusur dan menjadi kiper pelapis.
Baca Juga: Apa Pentingnya Timnas Indonesia Diarak di Jalan Jenderal Sudirman Jumat Besok?
Alhasil pada 2020 Kawin kembali ke Asia, di mana ia bergabung tim Jepang, Hokkaido Consodale Sapporo dengan status pinjaman.
Namun peminjaman ini tak berjalan manis, karena Kawin tak pernah dimainkan. Ia pun kemudian pulang ke OH Leuven pada 2021.
Usai kembali, ia menjadi pilihan kedua dan bahkan menjadi pilihan ketiga, seiring kedatangan Runar Alex Runnarson dari Arsenal pada 2021.
Hal ini membuat Kawin kemudian dipinjamkan ke Port FC pada Mei 2022, sebelum akhirnya dilepas oleh OH Leuven secara permanen pada Agustus 2022 ke klub lamanya, Muangthong United.
Hingga saat ini, Kawin masih membela Muangthong United yang berlaga di kasta teratas Liga Thailand dan terikat kontrak hingga 2024 mendatang.
Kiprah apik Kawin sebagai kiper membuatnya mendapat pemanggilan ke Timnas Thailand pertama kali pada 2010 lalu, usai membawa Muangthong United menjadi juara Liga Thailand.
Sejak debutnya pada 2010 melawan Singapura, Kawin terus menjadi pilihan utama di bawah mistar Thailand di berbagai ajang internasional.
Salah satunya adalah Piala AFF, di mana Kawin tampil di dua edisi kompetisi itu, yakni Piala AFF 2014, Piala AFF 2016, dan Piala AFF 2020.
Dari tiga edisi tersebut, ia berhasil membawa Thailand keluar sebagai kampiun Piala AFF 2014, 2016, dan 2020, dengan mengalahkan Timnas Indonesia sebanyak dua kali, yakni pada 2016 dan 2020.
Kiprahnya sebagai kiper juga diakui oleh sepak bola Asia Tenggara, di mana ia masuk Starting XI terbaik versi AFF pada 2013 lalu.
Sebagaimana diketahui, final SEA Games 2023 antara Timnas Indonesia U-22 vs Thailand, menjadi sorotan dunia sepak bola.
Hal ini tak lepas dari kericuhan yang terjadi dalam laga tersebut baik antar pemain maupun antar ofisial kedua tim yang bertanding.
Kericuhan ini tercipta di awal babak Extra Time saat Irfan Jauhari membawa Timnas Indonesia U-22 unggul 3-2 di menit ke-94.
Karena gol itu, kericuhan pun tercipta di pinggir lapangan yang melibatkan ofisial kedua tim, dan bahkan para pemain kedua tim.
Dari kubu pemain, ada Komang Teguh dan kiper Thailand yang saling beradu jotos, hingga keduanya mendapat kartu merah langsung dari wasit.
Kejadian ini kemudian menjadi sorotan, salah satunya dari kiper senior Thailand, Kawin Thamsatchanan, yang menyayangkan aksi juniornya hingga melakukan pemukulan.
“Saya, sebagai pemain tim nasional dan bagian dari industri sepak bola Thailand, ingin mengomentari insiden ini. Jika itu menyakiti seseorang, saya minta maaf,” buka Kawin Thamsatchanan dikutip dari Thai Rath, Kamis (18/5).
“Mengontrol emosi dan mengekspresikan kedewasaan merupakan kualitas yang dimiliki oleh pesepak bola, karena kami pergi atas nama tim nasional Thailand. Menjadi perwakilan dan kebanggaan rakyat Thailand.”
“Tidak hanya dalam urusan menang dan kalah, tapi juga menjadi contoh yang baik. Dan yang lebih besar lagi adalah orang-orang datang untuk melihatnya. Artinya mereka menghormati kita,” ucap Kawin.
Kontributor: Felix Indra Jaya