Sosok Anatoli Polosin, Pelatih Bawa Timnas Indonesia Sabet Emas SEA Games 1991

Senin, 15 Mei 2023 | 12:51 WIB
Sosok Anatoli Polosin, Pelatih Bawa Timnas Indonesia Sabet Emas SEA Games 1991
Pesepak bola timnas Indonesia U-22 Muhammad Ferarri (tengah) melakukan selebrasi bersama rekannya mencetak gol ke gawang Vietnam pada pertandingan babak semifinal SEA Games 2023 di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (13/5/2023). Timnas Indonesia U-22 lolos ke babak final usai mengalahkan tim sepak bola Vietnam dengan skor 3-2. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Timnas Indonesia target meraih Medali Emas SEA Games 2023 setelah 32 tahun tak mendapat. Terakhir sepak bola Indonesia dapat emas di bawah kepelatihan Anatoli Polosin. Siapa dia?

Tampil di final yang digelar di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipna, anak asuh Anatoli Polosin sukses menumbangkan Thailand lewat adu penalti dengan skor 4-3.

Catatan emas kedua sepanjang sejarah setelah pertama kali meraihnya di SEA Games 1987, gelaran pertama pesta olahraga ASEAN yang dihelat di Indonesia.

Di SEA Games 1991, Indonesia superior dengan mengalahkan Malaysia (2-0), Vietnam (1-0) dan Filipina (2-1).

Baca Juga: Lifter Tsabitha Alfiah Raih Medali Emas Kelas 64Kg Putri SEA Games 2023

Saat menghadapi Filipina, Indonesia tertinggal lebih dulu usai menurunkan tim lapis kedua, namun masuknya Raymond Hattu dan Rocky Putirai mampu membalikkan keadaan.

Melenggang ke semifinal dengan status juara grup, bertemu dengan Singapura yang saat itu diperkuat Fandi Ahmad.

Benar saja, kesulitan dihadapi Timnas Indonesia asuhan Polisin hingga 120 menit pertandingan tanpa gol hingga dilanjutkan ke adu penalti.

Skuad Garuda Muda saat itu sukses memetik kemenangan dengan skor akhir 4-2, hasil yang menempatkan Indonesia sebagai lawan Thailand di partai final.

Keraguan sempat melanda para pemain, taktik Anatoli Polosin yang lebih mengandalkan kekuatan fisik ketimbang permainan cantik diremehkan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Dapat Pujian dari Malaysia Masuk Final SEA Games 2023, Isinya Bikin Terharu

Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan Wiel Coerver saat menukangi Indonesia di era 1970-an, seperti yang dikisahkan Sudirman.

Namun keyakinan Anatoli Polosin juga bukan tanpa alasan, ia menyebut pemain Timnas Indonesia saat itu hanya bisa bermain satu babak saja.

Hanya tiga bulan waktu yang dibutuhkan Polosin mempersiapkan tim untuk SEA Games 2023, dengan memanggil sejumlah pemain top.

Seperti Ansyari Lubis, Fakhri Husaini, Jaya Hartono ghingga Eryono Kasiba, meskipun ketiga pemain ini akhirnya memilih mundur.

Ketiganya mengaku tak tahan dengan gaya latihan keras yang diterapkan Anatoli Polosin dan digantikan oleh Rochi Putirai hingga Widodo C Putro.

Lantas seberapa keras latihan yang diterapkan Polosin? Aji Santoso pernah sedikit membeberkannya ke penikmat sepak bola Tanah Air.

"Hari pertama satu kali, hari kedua dua kali, lalu tiga kali. Jadi setelah itu lari di gunung tiga kali." ucap Aji Santoso.

Sementara Thailand dalam misi mendapatkan gelar keempat mereka, pertandingan berjalan sengit hingga berakhir dengan adu penalti.

Thailand sempat di atas angin dengan keunggulan 3-2 setelah eksekusi Maman Suryaman mampu ditepis, namun Yusuf Eko Dono berhasil mengawal kebangkitan Garuda Muda.

Disusul aksi Eddy Harto yang berhasil menahan sepakan Suksok, meskipun tekanan semakin terasa setelah Widodo C Putro dan Ranachai Busbakom gagal mengeksekusi penalti.

Sudirman berhasil mmebalikkan keadaan lewat eksekusinya, skor menjadi 4-3 dan Eddy Harto kembali menjadi penentu usai menepis eksekusi Pairot.

Kontributor: Eko

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI