3 Ancaman Hukuman Berat dari Erick Thohir untuk Pelaku Match Fixing di Indonesia

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 18 April 2023 | 22:30 WIB
3 Ancaman Hukuman Berat dari Erick Thohir untuk Pelaku Match Fixing di Indonesia
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. [SONNY TUMBELAKA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir membeberkan ancaman hukuman berat bagi para pelaku match fixing di sepak bola Indonesia. Hukuman ini menyasar tiga pihak dengan sanksi yang sama beratnya.

Erick Thohir menyebut para oknum yang terlibat dalam pengaturan skor hingga memunculkan skor atau hasil yang diinginkan dan direncakan atau match fixing, akan ditindak.

Oknum yang terlibat baik itu pemain dan wasit akan dikenakan sanksi seumur hidup pelarangan beraktifitas di dunia sepak bola.

Menariknya sanksi ini tidak hanya berlaku di Indonesia melainkan di seluruh wilayah FIFA.

Baca Juga: Deep Talk, Shin Tae-yong Segera Duduk Bareng Erick Thohir Bahas Kontrak Baru

Sementara itu untuk klub yang terlibat dalam aksi match fixing akan diberlakukan hukuman degradasi.

Hal ini diungkapkan Erick Thohir lewat keterangan resmi tertulis yang dirilis pada Sabtu (15/4/2023) lalu.

Dengan dirilisnya aturan terkait match fixing ini, Erick berharap pertandingan di seluruh laga Liga Indonesia musim depan berjalan adil.

Lebih lanjut, mantan Presiden Inter Milan itu percaya sederet pihak dengan jabatan penting di PSSI memiliki komitmen sepak bola yang bersih.

Karena itu jika ada pertandingan di Liga Indonesia yang berjalan dengan pengaturan skor maka layak dihukum sangat berat.

Baca Juga: Alasan Naturalisasi Justin Hubner Batal

Erick menegaskan ancamannya itu bukan sekadar omongan saja, melainkan komitmen bersama PSSI menciptakan sepak bola bersih.

"Saya rasa saya bersama pak Zainudin Amali (Wakil Ketua Umum PSSI) dan Exco (Komite Eksekutif PSSI) punya komitmen sepak bola yang bersih dan tentu berprestasi," ujar Erick.

"Jadi kalau ternyata liga ada main mata hukumannya sangat berat.

"Kami sudah punya komitmen itu. Jadi tidak ada istilah main-main sekarang, karena kami ingin menciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi."

Liga 1 2022/2023 sendiri berlangsung tanpa degradasi setelah dihentikannya Liga 2, artinya ancaman hukuman match fixing bakal diterapkan di musim depan.

Menarik diperhatikan bagaimana realisasi dari aturan ini. Akankah berhasil, atau justru menuai banyak kontroversi?

[Eko]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI