Tolak Israel, Wayan Koster dan Ganjar Pranowo Dapat Respek dari Pesepak Bola Palestina

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 14 April 2023 | 21:19 WIB
Tolak Israel, Wayan Koster dan Ganjar Pranowo Dapat Respek dari Pesepak Bola Palestina
Skuat Timnas Palestina di Kualifikasi Piala Dunia 2002 melawan Qatar. (ROBYN BECK / SPORTASIA / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesepak bola Palestina Hasan Kareem dan Saher Sharha menyampaikan rasa hormat mereka kepada Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, karena menolak Timnas Israel.

Sebagaimana diketahui Wayan Koster, Ganjar Pranowo dan juga sebagai masyarakat Indonesia menolak keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 yang sebelumnya akan digelar di Indonesia.

Peluncuran merchandise resmi Piala Dunia U-20 2023 oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Menpora Zainudin Amali, dan Mochtar Sarman selaku CEO Juara (Dok. PSSI).
Peluncuran merchandise resmi Piala Dunia U-20 2023 oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Menpora Zainudin Amali, dan Mochtar Sarman selaku CEO Juara (Dok. PSSI).

Akibat penolakan tersebut, FIFA mengambil sikap tegas dengan mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Dengan demikian, Timnas Indonesia pun dipastikan batal berlaga di ajang internasional tersebut.

Dalam opini yang diterbitkan surat kabar berbahasa Inggris, The Jakarta Post, Jumat (14/4/2023), Hasan Kareem dan Saher Sharha mengaku respek dengan sikap masyarakat Indonesia yang menolak Israel, negara yang saat ini menjajah Palestina.

Baca Juga: Kisah Timnas Indonesia Raih Medali Emas Terakhir di Sea Games 1991

"Kami para pesepak bola Palestina yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan penghormatan kepada masyarakat Indonesia yang menentang partisipasi negeri apartheid Israel di Piala Dunia U-20," tulis Hasan Kareem, pemain timnas sepak bola amputasi Palestina dari Gaza dan Saher Sharha, pemain klub lokal Palestina, Thaqafi Tulkram dari Tepi Barat.

"Kami juga menyatakan hormat pada Gubernur Bali dan Jawa Tengah yang menegaskan posisi mereka, sehingga Israel tak punya kesempatan membersihkan kejahatan mereka lewat sepak bola, olahraga kesukaan kita semua," lanjut mereka.

Dalam tulisan itu, Hasan Kareem dan Saher Sharha juga mengecam FIFA yang telah membatalkan gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia.

"Kami mendesak seluruh asosiasi sepak bola di seluruh dunia untuk menolak kemunafikan FIFA dan berdiri bersama Indonesia," tegas mereka.

Menurut mereka FIFA telah menetapkan standar ganda, saat menetapkan sanksi terhadap atlet serta asosiasi olahraga Rusia setelah Putin mengumumkan invasi ke Ukraina. Di sisi lain FIFA diam melihat kesewenangan Israel di Palestina.

Baca Juga: Sepak Terjang Miguel Moreira, Pelatih Timnas Lebanon Tahu Kondisi Liga Indonesia, Punya Segudang Pengalaman

Termasuk ketika militer Israel menyerang stadion Internasional Faisal Al Huseini di Yerusalem, menembakan gas air mata, dan membubarkan pertandingan.

Israel juga telah mematikan mimpi para pesepak bola Palestina untuk bermain, baik dengan membatasi mereka untuk mengikuti pertandingan maupun dengan benar-benar membunuh para pesepak bola di Gaza atau Tepi Barat.

Tentara Israel bersiaga dengan senjata mereka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, Desember 2020. [Dok.Antara]
Tentara Israel bersiaga dengan senjata mereka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, Desember 2020. [Dok.Antara]

"Di Gaza banyak tim yang terdiri dari pemain amputasi, yang kehilangan anggota tubuh mereka akibas peluru Israel," beber kedua pemain tersebut.

Beberapa pesepak bola Palestina yang tewas dibunuh Israel antara lain adalah Ahmad Darahgmeh, bintang klub Thaqafi Tulkram yang dibunuh tentara Israel pada usia 23 tahun.

Ada juga pemain muda Saeed Odeh yang dibunuh pada umur 16 tahun; Mohammad Ghneim meninggal di usia 19 tahun; dan Zaid Ghneim, pesepak bola remaja yang dibunuh pada umur 14 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI