Liga Ramadhan Jalur Gaza, Obat Senyum Pengungsi Palestina di Tengah Ancaman Israel

Kamis, 13 April 2023 | 16:05 WIB
Liga Ramadhan Jalur Gaza, Obat Senyum Pengungsi Palestina di Tengah Ancaman Israel
Pemain Timnas Palestina U-17, Hisham Altalla (kiri). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak terbayangkan rasanya bermain sepak bola di tengah ancaman serangan senjata dan kekerasan dari tentara Israel. Itu lah dirasakan penduduk Palestina. Namun mereka bisa senyum sementara dengan kehadiran Liga Ramadhan Jalur Gaza.

Ini adalah kompetisi sepak bola di Jalur Gaza yang ada saban ramadhan. Liga ini cukup populer.

Liga Ramadhan ini digelar di kamp pengungsi Rafah.

Para penggemar sepak bola di Jalur Gaza berkumpul untuk menyaksikan Liga Ramadhan yang diselenggarakan secara khusus.

Baca Juga: CEK FAKTA: Israel Disanksi FIFA 5 Tahun, Indonesia Resmi Ikut Piala Dunia U-20 2023

Ini sebuah kompetisi yang diadakan setiap tahun di kamp pengungsi Rafah yang menjadi rumah bagi lebih dari 120.000 orang di bagian selatan pantai Palestina.

“Setiap tahun selama bulan Ramadhan kami datang untuk menonton liga ini, itu memberi kami kegembiraan dan kebahagiaan,” kata Issa Shaloula, dikutip dari BBC.

"Ini lebih baik daripada lapangan lain yang tidak bisa kami datangi atau jauh," kata pria berusia 50 tahun itu kepada Reuters di tengah sorak-sorai pendukung.

Warga Palestina memiliki liga terpisah di Gaza dan Tepi Barat.

Ini menyusul keretakan internal dari perang saudara tahun 2007 antara faksi Presiden Palestina Mahmoud Abbas Fatah, yang memegang kekuasaan di Tepi Barat yang diduduki Israel, dan faksi Islamis Hamas saingan yang menjalankan daerah kantong pantai.

Baca Juga: Kiprah Oday Dabbagh, Striker Palestina yang Main di Liga Portugal, Wajib Diwaspadai Timnas Indonesia di FIFA Matchday

Mereka memiliki tim nasional yang mengikuti turnamen internasional.

Hanya saja mereka kekurangan stadion modern dan sarana keuangan untuk meningkatkan standar olahraga.

Warga Palestina juga mengatakan Israel membatasi pergerakan atlet antara dua wilayah tersebut.

"Sebagai pemain klub, kami datang ke lapangan populer ini untuk menyenangkan orang banyak," kata Ahmed El-Loulahy, yang bermain untuk Klub Khadamat Rafah.

"Tanah ini lebih populer daripada banyak stadion lainnya, ini adalah taman bermain bagi para pengungsi. Kami bermain di sini saat masih anak-anak," tambah Loulahy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI