Suara.com - Berikut kisah mualaf pelatih Timnas Vietnam, Philippe Troussier yang menjadi mualaf setelah menerima pinangan Timnas Maroko pada 2005 silam
Sebelum melatih Vietnam, nama Troussier sendiri sudah tidak asing di sepak bola Asia karena mampu membawa Jepang menembus babak 16 besar Piala Dunia 2002.
Persiapan Troussier bersama Jepang sendiri tidak sebentar, ia mempersiapkan tim Samurai Biru sejak 1998 hingga akhirnya mampu membikin sejarah di Piala Dunia 2002.
Setelah meninggalkan jabatannya di Timnas Jepang, Troussier lantas menukangi sejumlah tim mulai dari Qatar, Marseille hingga Maroko pada 2005.
Baca Juga: Erick Thohir Perlu Tahu, Timnas Vietnam Target Lolos Piala Dunia 2026
Saat menjadi pelatih Maroko yang mayoritas berpenduduk umat Muslim itu, Troussier menemukan kedamaian dengan Islam hingga akhirnya menjadi mualaf.
Meski gagal membawa Maroko berprestasi dan cuma bekerja selama lima bulan, kesempatan melatih tim Singa Atlas itu menjadi momen bersejarah bagi pelatih kelahiran Paris tersebut.
Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Troussier pun mengubah namanya dari Philippe Bernard Victor Troussier menjadi Philippe Omar Troussier.
Menurut sejumlah kabar yang beredar, istri dari Philippe Troussier juga telah menjadi mualaf. Sang istri turut mengganti namanya dari Dominique menjadi Amina.
Kendati sudah menjadi mualaf, Troussier sengaja untuk tidak terlalu menunjukkan keislamannya kepada publik.
Troussier pun memutuskan untuk rehat sejenak dari hingar bingar sepak bola usai memeluk agama Islam. Ia baru melatih kembali pada 2008 dengan menukangi tim Jepang, FC Ryukyu.
Setelah berpetualang ke beberapa klub, Troussier sempat ditunjuk menjadi pelatih Vietnam U-19 pada 2019 hingga 2021.
Sempat menganggur selama dua tahun, Philippe Troussier ditunjuk menggantikan Park Hang-seo untuk melatih Vietnam senior dan Vietnam U-23.
Kontributor: Aditia Rizki