Suara.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir masih melobi FIFA terkait ancaman sepak bola Indonesia terkena sanksi. Sanksi ini diberikan menyusul dicoretnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 kemarin. Apakah sudah ada kabar baik dari lobi-lobi itu?
Seperti diketahui, Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 202.
FIFA mencabut status tersebut dengan alasan situasi terkini yang diduga karena banyak penolakan terhadap keikutsertaan tim nasional Israel.
Sampai saat ini, Erick Thohir masih berkomunasi dengan FIFA.
Baca Juga: Prospek Tuan Rumah Piala Dunia, Ini 2 Pemain Timnas Indonesia U-20 yang Bisa 'Dipinjam' Timnas U-17
"PSSI hingga kini terus menjalani komunikasi dengan FIFA," kata Erick dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/4/2023).
Erick Thohir berharap Indonesia tidak kena banned FIFA jelang SEA Games.
"Harapan kita bersama agar kita bisa tampil di SEA Games untuk merebut emas yang terakhir kali diraih pada SEA Games 1991 Manila," kata Erick Thohir.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali memastikan Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena ada penolakan terhadap Timnas Israel dari sejumlah politisi. Hingga Indonesia terancam terkena sanksi FIFA.
FIFA memang telah mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-22 Terhindar dari Grup Neraka SEA Games, Erick Thohir Minta Jangan Anggap Remeh
Namun, mereka tidak menyebut alasan detail hanya mengatakan melihat situasi terkini.
Ketika itu, gelombang penolakan terhadap Timnas Israel sedang marak terjadi di Tanah Air. Bahkan, itu juga dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
"Kan sudah tahu situasi terkininya, penolakan sana sini," kata Zainudin Amali saat kepada awak media di Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Amali pun memantah rumor alasan FIFA cabut status Indonesia tuan Rumah Piala Dunia U-20 karena permasalahan infrastruktur yang belum siap.
"Tidak ada, tidak ada. Coba kalian lihat surat kepada Indonesia dan Peru. Kalau Peru jelas, pemerintahnya tidak siap dengan infrastruktur," kata Zainudin Amali.
"Kalau kita kan tidak, (alasannya) situasi saat ini," jelas mantan menteri pemuda dan olahraga tersebut.