Suara.com - Indonesia tidak fokus mengincar tuan rumah Piala Dunia U-17 setelah FIFA cabut status itu dari Peru. Indonesia kini ingin fokus ke sanksi yang akan diberikan FIFA karena Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali mengatakan jikalau Indonesia ditunjuk, siap-siap saja.
Hanya saja memang Indonesia sedang berusaha agar tidak mendapatkan sanksi berat dari FIFA menyusul dicabutnya status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Kalau memungkinkan, misalnya kalau hukuman itu memungkinkan kita jadi tuan rumah, kita upayakan. Tetapi, kalau hukumannya tidak mungkin, makanya kita fokus ke sanksinya dulu," kata Zainudin Amali saat bincang-bincang dengan awak media di Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Baca Juga: Siapa Pun Pemainnya, David Maulana Ingin Timnas Indonesia U-22 Boyong Medali Emas SEA Games 2023
Amali tidak ingin Indonesia kena sanksi sampai banned seperti tahun 2015. Saat itu Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi Internasional.
"Kalau toh dapat, seringan ringannya. Kan ada level sanksi. Jangan sampai kayak 2015, itu berharap seperti itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi tidak mau Indonesia terkucilkan dari peta sepak bola dunia selepas keputusan FIFA pekan ini yang secara resmi mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengaku hal itu mewakili perintah yang diterimanya dari Presiden Jokowi di Istana Kepesidenan Jakarta, Jumat (31/3/2023), setelah ia menyampaikan laporan hasil pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
"Bapak Presiden menginstruksikan langsung kepada saya untuk segera kembali membuka pembicaraan bersama FIFA untuk kita tetap menjadi bagian keluarga besar FIFA," kata Erick seperti dimuat Antara, Jumat (31/3/2023).
Baca Juga: Timnas Indonesia U-22 Semakin Bagus, Persaingan Skuat SEA Games 2023 Lebih Berat
Erick mengingatkan bahwa otoritas sepak bola dunia, FIFA, saat ini memiliki total anggota 216 negara, termasuk di dalamnya Indonesia.
"Sehingga bisa diartikan bahwa Bapak Presiden tidak mau kita terkucilkan dari peta persepakbolaan dunia," ujar pria yang juga menjabat Menteri BUMN tersebut.
Selain instruksi untuk tetap menjalin komunikasi agar Indonesia tetap menjadi keluarga FIFA, Erick mengaku ia juga diperintahkan Presiden untuk mempercepat perumusan cetak biru transformasi sepak bola Indonesia yang sebetulnya sudah menjadi arahan sejak dirinya baru dilantik menjadi Ketum PSSI 2023-2026.