Suara.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir akhirnya mengumumkan hasil dari pertemuannya dengan Presiden FIFA Gianni Infantino saat memutuskan Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sampai kini FIFA belum membuat sanksi untuk Indonesia sebagai buntut dari itu semua.
Erick Thohir mengatakan jika FIFA masih mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia. Sehingga bentuk sanksinya belum ada sampai saat ini.
"FIFA sedang memperlajari dan memeprtimbangkan sanksi untuk Indonesia," kata Erick Thohir dalam konferensi pers yang disaksikan secara virtual, Jumat sore.
Erick Thohir pun masih menunggu undangan dari FIFA. FIFA akan rapat selama beberapa hari ke depan untuk memutuskan hukuman untuk sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Shayne Pattynama ke Timnas Indonesia U-20: Jangan Berhenti Bermimpi
"Karena itu saya sedang menunggu undangan dari FIFA setelah mereka ada rapat FIFA yang akan terjadi beberapa hari ke depan dan saya tentu bersiap untuk kembali bertemu FIFA," pungkasnya.
Kerugian Indonesia akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023 mencapai minimal Rp3,7 triliun.
Kerugian tersebut di antaranya sejumlah lapangan yang sudah direnovasi oleh Kementerian PUPR serta Kementerian Pemuda dan Olahraga setidaknya sudah lebih dari Rp500 miliar.
Hal itu dipaparkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat ditemui usai peresmian KEK Lido City, Bogor, Jawa Barat, Jumat siang.
Sandiaga menyebutkan jumlah suporter hingga wisatawan mancanegara yang diperkirakan datang ke Indonesia sudah lebih dari 50 ribu pengunjung.
Sementara itu, jumlah penonton untuk setiap pertandingan di enam kota totalnya mencapai 2 juta sampai 2,3 juta orang, sehingga kerugian secara keseluruhan ditaksir minimal mencapai Rp3,7 triliun.
Sandi menilai selain kerugian yang sangat besar, Indonesia juga melewatkan kesempatan menghelat turnamen berkelas dunia layaknya Piala Dunia di Qatar.