Sisi Gelap FIFA, dari Suap hingga Aturan Baru

Jum'at, 31 Maret 2023 | 06:15 WIB
Sisi Gelap FIFA, dari Suap hingga Aturan Baru
Gianni Infantino Presiden FIFA (FIFA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - FIFA bukan organisasi sepak bola yang bersih bersih amat. Tercatat banyak skandal terjadi di FIFA.

FIFA sempat menuai reaksi keras dari publik sepak bola dunia setelah melakukan uji coba peraturan baru pada 2021.

Peraturan tersebut mengubah beberapa unsur permainan sepak bola yang telah menjadi identitas olahraga tersebut.

Seperangkat peraturan tersebut juga sempat diujicobakan dalam turnamen Future of Football Cup.

Baca Juga: Wapres: Insya Allah Tidak Ada Sanksi dari FIFA untuk Sepak Bola Indonesia

Perubahan peraturan tersebut meliputi durasi permainan yang diubah menjadi 2x30 menit untuk satu pertandingan, waktu pertandingan berhenti ketika bola keluar dari lapangan, mengganti lemparan dalam menjadi tendangan dalam bak permainan futsal, hingga menghapus batasan pergantian pemain.

Meski berdalih bahwa keputusan ini diambil untuk membuat sepak bola lebih menarik, rencana FIFA tersebut mendapat banyak kecaman.

Selain itu, Infantino sempat bikin geger publik sepak bola karena punya wacana mengadakan Piala Dunia menjadi dua tahun sekali.

Padahal, kompetisi tertinggi di dunia ini dianggap sudah cocok menjadi ajang empat tahunan.

Meski pada perjalanannya terdapat pihak yang pro dan kontra, wacana ini dinilai akan menghilangkan sisi 'keistimewaan' Piala Dunia sebagai ajang paling bergengsi dalam sepak bola.

Baca Juga: PSSI Minta Shin Tae-yong Tenang, Sampai Erick Thohir Kembali dari Pertemuan FIFA

Terakhir, isu suap sudah beberapa kali menerpa FIFA, terbaru skandal korupsi dibuka di Amerika Selatan.

Kasus yang dibuka adalah kasus suap dua mantan eksekutif 21st Century Fox dan perusahaan pemasaran olahraga yang dituduh menyuap pejabat sepak bola Amerika Selatan untuk mendapatkan hak siar.

Sebelumnya, FIFA juga tersangkut kasus suap soal terpilihnya Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Tudingan pertama kepada mantan Presiden CONCACAF, Jack Warner.

Pria asal Trinidad Tobago ini diduga menerima suap hingga 5 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 82,2 miliar untuk memenangkan Rusia dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018.

Yang kedua adalah eks presiden konfederasi Sepak Bola Brasil, Ricardo Teixeira, dan bekas Presiden COMNEBOL, Nicolas Leoz, beserta rekan konspiratornya, diduga menerima suap dari Qatar untuk memuluskan langkah jadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Kontributor: Aditia Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI