Suara.com - Salah satu pemain naturalisasi Indonesia, Diego Michiels turut menyampaikan kekecewaannya pasca Indonesia batal menggelar Piala Dunia U-20 2023, Rabu (29/3/2023).
Diego Michiels yang sempat berseragam Timnas Indonesia, mengemukakan pendapatnya melalui unggahan foto di Instagram, @diegomichiels24.
Dalam unggahan yang menunjukkan foto Gubernur Bali I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo itu, Diego menyampaikan kritk keras terhadap kedua pejabat publik tersebut.
"Terima kasih ya bos. Kalian top sumpah! Jangan lupa tanggung jawab ya kalau [sepak bola] kita dibanned lagi," tulis Diego Michiels di Instagram.
Baca Juga: 5 Poin Penting Keterangan FIFA saat Coret Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Menariknya, unggahan itu turut dikomentari oleh sesama pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly, yang belum lama ini memperkuat Timnas Indonesia di FIFA Matchday Maret 2023.
"Tambah LUCU," tulis Stefano Lilipaly dalam kolom komentar unggahan Instagram Diego Michiels.
Mimpi Indonesia untuk menggelar Piala Dunia U-20 2023 yang direncanakan bergulir pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 itu resmi sirna setelah FIFA mengumumkan pernyataan resminya pada Rabu (29/3/2023) malam WIB.
FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 tak lama setelah Presiden Gianni Infantino menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir di Doha, Qatar, Rabu (29/3/2023).
Sebelum Piala Dunia U-20 2023 resmi batal digelar di Tanah Air, FIFA telah memberi sinyal kuat terkait pencabutan status host dengan membatalkan drawing yang sejatinya akan berlangsung di Bali pada Jumat (31/3/2023).
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Soal FIFA Coret Indonesia: Dikasih Jalur Khusus untuk Maju, Malah Mundur
Gelombang penolakan terhadap timnas Israel disinyalir sebagai dasar dari keputusan tegas FIFA membatalkan drawing.
Berbagai organisasi masyarakat bahkan Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Gubenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan terang-terangan menolak timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023.
Situasi itu membuat kondisi Indonesia dianggap tidak sejalan dengan prinsip yang ditanamkan FIFA, sebagaimana diutarakan anggota komite eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, Rabu (29/3/2023).
“Mereka punya prinsip kesetaraan, fairplay, tidak ada diskriminasi yang tak bisa diganggu gugat," kata Arya.