Media Malaysia Ungkit Dampak Buruk FIFA Cabut Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia

Senin, 27 Maret 2023 | 19:15 WIB
Media Malaysia Ungkit Dampak Buruk FIFA Cabut Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia
Para pemain Timnas Indonesia melakukan selebrasi setelah Dandy Sulistyawan mencetak gol pertama timnya selama laga uji coba FIFA Matchday kontra Burundi di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/3/2023) malam WIB. [PSSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media Malaysia ungkit dampak buruk jika FIFA cabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia. Dampaknya berpengaruh ke reputasi PSSI dan sepak bola Indonesia.

Hal itu diungkap Media Malaysia, Makanbola.

"Jika FIFA menarik balik hak tuan rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia, bakal memberi kesan terhadap reputasi PSSI dan sepak bola sepak Indonesia. Ini karena sepak Indonesia masih dibayangi tragedi Kanjuruhan pada Oktober tahun lalu," bunyi narasi Makanbola, dikutip dari Bolatimes.

Sebelumnya, Federasi Sepak Bola Dunia FIFA resmi membatalkan drawing Piala Dunia U-20 yang sedianya akan digelar di Bali, Jumat (31/3/2023).

Baca Juga: Surat FIFA Bocor, Peru Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023 Gantikan Indonesia?

Indonesia pun mesti bersiap menerima hukuman karena gelaran Piala Dunia U-20 tersebut terancam batal.

Jika hal tersebut benar-benar terjadi, sanksi juga akan berdampak pada atlet Indonesia yang berkarier di klub luar negeri.

Sanksi nyata pertama adalah Indonesia bisa dibekukan oleh FIFA.

Di samping itu, Indonesia juga berpotensi dikecam negara-negara dunia karena gagal melaksanakan amanat FIFA.

Dua sanksi ini jelas akan mengancam karier pesepakbola Indonesia, atau atlet-atlet dari cabang olahraga lain yang sedang berjuang di luar negeri.

Baca Juga: Deretan Calon Pengganti Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Pesepakbola akan bermain secara terbatas di klub di negara yang tidak memboikot Indonesia. Hal ini jelas akan membuat mereka hanya memiliki sedikit peluang memperkuat klub-klub papan atas atau liga bergengsi dunia. Akibat lain, nilai transfer pemain juga bisa turun. (Bolatimes)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI