Suara.com - Permasalahan terkait gelaran Piala Dunia U-20 terus bergulir. Setelah penolakan yang dilakukan oleh beberapa kepala daerah terkait kehadiran sebuah negara, kini muncul usulan pelaksanaannya di dua negara berbeda. Namun demikian terdapat beberapa alasan Piala Dunia U-20 tidak bisa dilaksanakan di dua tuan rumah sekaligus.
Sebuah wacana muncul untuk melaksanakan pertandingan yang akan dijalani timnas Israel di Singapura. Hal ini berarti, Piala Dunia U-20 akan digelar di dua negara berbeda. Namun hal ini ditanggapi oleh Komite Eksklusif PSSI, Arya Sinulingga, yang menyatakan hal ini tidak mungkin terjadi.
Apa Alasannya?
Beberapa alasan diungkapkan olehnya terkait ketidakmungkinan ini. Alasan pertama, adalah bahwa sejak awal Indonesia telah mengajukan diri sebagai tuan rumah tunggal pada FIFA terkait gelaran akbar tersebut. Hal ini kemudian harus diikuti sesuai dengan aturan.
Baca Juga: Kata-kata Gibran Soal Piala Dunia U-20 Terancam Batal, Warganet Panik: Mas Tulung!
Alasan kedua adalah sejak awal Singapura juga tidak pernah mengajukan diri sebagai tuan rumah tunggal, atau tuan rumah bersama pada FIFA untuk gelaran ini.
Jika mungkin sejak awal Singapura telah mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama, pertandingan di Singapura ini masih mungkin terjadi.
Munculnya Usulan Pertandingan di Negara Lain
Munculnya usulan ini ditengarai karena pembatalan acara pengundian atau drawing yang sejatinya akan dilaksanakan pada 31 Maret 2023 mendatang di Bali. Namun demikian muncul penolakan dari pemerintah daerah Bali atas acara ini.
Penolakan ini didasarkan pada kedatangan timnas Israel U-20 pada acara drawing. Setelah pembatalan acara drawing ini, FIFA masih belum memberikan jadwal baru untuk pengundian yang seharusnya telah dilakukan, mengingat gelaran Piala Dunia U-20 juga tak lama lagi akan segera dilaksanakan.
Baca Juga: Deretan Sanksi FIFA Jika Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U-20
Awalnya, semua kepala pemerintahan yang berminat menggelar kompetisi sudah menandatangani perjanjian selaku kota tuan rumah pada 2019 lalu. Kepala daerah ini antara lain adalah I Wayan Koster (Bali), Ridwan Kamil (Jawa Barat), Herman Deru (Sumatera Selatan), Gibran Rakabuming Raka (Solo), Anies Baswedan (DKI Jakarta), dan Eri Cahyadi (Surabaya).
Politik dan Olahraga
Lalu belakangan muncul penolakan dari dua kepala daerah terkait, yakni I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo yang menolak kehadiran Israel di tanah air untuk turnamen tersebut.
Tidak sedikit pihak yang menyayangkan hal ini, karena ini berarti ada kerancuan antara urusan politik dan olahraga. Seharusnya, Piala Dunia U-20 yang digelar merupakan ajang kompetisi sepak bola untuk generasi muda, dan tidak ada urusannya dengan politik multilateral antar negara.
Kontributor : I Made Rendika Ardian