Suara.com - Ayah dari pemain Timnas Indonesia U-20 Brandon Scheunemann yakni Timo Scheunemann turut membantu upaya pembinaan dan pengembangan prestasi sepak bola putri, Indonesia, khususnya di Kudus, Jawa Tengah.
Timo Scheunemann akan memimpin program pelatihan sepak bola bagi para guru sekolah dasar (SD) yang diberi nama “MilkLife Soccer Coaching Clinic”.
Sebanyak 45 guru olahraga mengikuti sesi pelatihan dasar sepak bola yang meliputi teori dan praktek langsung di lapangan.
Program ini merupakan kerjasama antara Bakti Olahraga Djarum Foundation dengan Global Dairi Alami atau MilkLife .
Baca Juga: 3 Alasan Brandon Scheunemann Layak Starter saat Timnas Indonesia Hadapi Suriah U-20
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin menyebut program pengembangan sepak bola putri di wilayah Kudus tercetus berbarengan dengan dengan dibangunnya Supersoccer Arena, sebuah stadion di Rendeng, Kudus, Jawa Tengah.
Dimulai sejak tahun 2021, inisiatif pembangunan stadion yang memiliki fasilitas lapangan sepak bola, atletik, dan panahan tersebut kemudian diselaraskan dengan program pengembangan sepak bola putri pada level akar rumput.
"Sepak bola putri Indonesia pernah berjaya di era Mutia Datau, tapi setelah itu program pembinaan para pesepak bola putri itu kurang berkembang," kata Yoppy Rosimin.
"Oleh karenanya, kami memutuskan membuat stadion ini antara lain untuk mewadahi sepak bola putri," jelas Yoppy.
Di tahap ini kegiatan dilakukan dalam bentuk coaching clinic yang berlangsung selama enam hari pada 13-18 Maret di Supersoccer Arena.
Baca Juga: Gabung Timnas Indonesia, Brandon Scheunemann Alami Turbulensi Pesawat ke Piala Asia U-20
Timo Scheunemann, pelatih sepak bola asal Malang dan keturunan Jerman, yang sarat akan pengalaman dalam sepak bola nasional maupun mancanegara, diharapkan bisa memberikan ilmu kepada peserta program ini.
"Mengenai pemilihan jatuh kepada Coach Timo itu adalah hasil survei dan diskusi kita dengan sejumlah pakar sepak bola di Tanah Air, hingga akhirnya kita dapat satu titik temu, pelatih sepak bola yang mumpuni dalam menangani program pembinaan pesepak bola putri usia dini," kata Yoppy.
"Ada banyak nilai plus yang dimiliki Coach Timo, satu di antaranya yang menarik adalah dia fasih bahasa Indonesia dan Jowo pun iso," tambahnya.
Di sela-sela pelatihan selama sepekan yang berlangsung siang hingga petang, Timo menjelaskan selama ini banyak orang tergesa-gesa menempatkan prestasi sebagai sebagai tujuan akhir sepak bola.
Padahal salah satu hal yang perlu dipahami, khususnya orang tua, adalah selain mendapatkan pengalaman dan kesenangan, sepak bola punya peran besar untuk membentu karakter anak.
Saat ini, menurut Timo, akses bagi para calon pesepak bola putri untuk meraih beasiswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kini kian terbuka ketimbang sepak bola putra.
Tentunya, bekal pendidikan dan pelatihan yang didapat di sekolah, baik dalam kurikulum sekolah maupun ekstra kurikuler, perlu ditambah dengan latihan sendiri di rumah atau bersama pelatih.
"Menurut saya peluang bagi calon pesepak bola putri untuk mendapatkan beasiswa itu jauh lebih besar. Tapi kembali lagi diperlukan kedisiplinan diri yang tinggi, totalitas melalui latihan sendiri, semisal di rumah," terang Timo dalam keterangan tertulis.
Pada sesi teori coaching clinic tersebut, Timo membeberkan aneka wawasan dasar teknik dan taktik penguasaan bola, pergerakan, maupun penempatan posisi. Usai membeberkan teori, Timo mengajak para peserta untuk praktik ke lapangan rumput sintetis di Supersoccer Arena.
Pelatih asal Malang ini juga memeragakan berbagai contoh program latihan yang tepat bagi pemain usia dini, seraya menekankan pentingnya kemampuan komunikasi, kerja sama, serta kepemimpinan, bagi para guru.
“Meski masih sebatas teori dasar, seorang guru olahraga harus berusaha membuat pelatihan bagi anak-anak itu menjadi hal yang menyenangkan,” imbuhnya.
Sebagai penilaian atas hasil kerja keras para guru olahraga ini, Bakti Olahraga Djarum Foundation akan menggelar turnamen sepak bola putri di Kudus, pada Juni, Agustus atau September, dan November mendatang.
Para murid yang telah dilatih oleh para guru olahraga tersebut, akan berkompetisi untuk memperebutkan gelar juara sepak bola putri di Kudus.
Turnamen yang masuk dalam festival sepak bola putri tersebut, juga mempertandingkan aneka lomba terkait sepak bola, guna menggairahkan minat anak terhadap sepak bola putri.