Suara.com - Pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong mengaku stres dengan situasi pemanggilan pemain di mana klub dianggap kurang kompak dan enggan berkorban untuk melepas penggawanya ke tim nasional.
Hal itu disampaikan Shin Tae-yong saat menggelar pemusatan latihan (TC) ganda yang berisi Timnas Indonesia U-20 dan tim senior di Lapangan PTIK Jakarta, Senin (20/3/2023).
Juru taktik asal Korea Selatan itu menyayangkan masih ada beberapa klub yang enggan melepas para pemainnya khususnya ke Timnas Indonesia U-20 yang tengah bersiap menatap turnamen penting.
Skuad Garuda Nusantara diketahui bakal segera tampil di Piala Dunia U-20 2023 dengan status tuan rumah pada Mei mendatang. Persiapan pun telah dijalankan Shin Tae-yong jauh-jauh hari.
Baca Juga: Ramadhan Tiba Shin Tae-yong Pusing, Berharap Pemain Bisa Ganti Puasa di Hari Lain
"Ada pemanggilan pemain dari klub, tapi ada yang belum bisa dipanggil," kata Shin Tae-yong di Lapangan PTIK, Jakarta, Senin (20/3/2023).
"Seharusnya ada pengorbanan dari klub agar persiapannya [timnas] matang dari sekarang dan semoga semuanya satu hati untuk Garuda,."
Shin Tae-yong mengaku situasi kurang kompaknya klub dan Timnas Indonesia membuat pekerjaannya kian berat. Dia pun sampai meminta Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri untuk bisa menyelesaikan situasi yang berlarut-larut tersebut.
“Tolong bantuannya juga kepada Coach Indra untuk bisa berkoordinasi lebih baik lagi agar saya tidak semakin stres,” kata Shin Tae-yong.
Menurut eks pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu, persiapan matang perlu dilakukan. Dia tak ingin kurangnya kerjasama antara klub dan tim nasional bakal menciptakan situasi kurang baik seperti saat Hokky Caraka dan kawan-kawan tampil di Piala Asia U-20 2023.
Baca Juga: Justin Hubner Dipanggil Perkuat Belanda, Shin Tae-yong: Proses Naturalisasi Kurang Cepat
“Diperlukan persiapan yang lebih matang untuk mendapatkan hasil sesuai keinginan para fans sepak bola," kata Shin Tae-yong.
"Maka dari itu, saya minta tolong kepada klub untuk melepas pemain U-20 mereka agar tidak tercipta situasi sulit seperti yang terjadi di Uzbekistan,” tambahnya.
Lebih jauh, Shin menyadari bahwa klub yang belum mau melepas para pemainnya juga punya alasan kuat. Dia lebih menganggap situasi sulit ini dikarenakan jadwal BRI Liga 1 yang kurang ideal akibat Tragedi Kanjuruhan pada Oktober tahun lalu.
"Sebenarnya bukan salah mereka (klub). Jadi sebenarnya gak boleh membuat jadwal liga seperti ini ya.Apalagi namanya pelatih ya kalau tidak ada prestasi baik ya pasti posisinya akan berbahaya dan berisiko," tegas Shin.