Suara.com - Pelatih Real Betis Manuel Pellegrini bicara soal sensasi lama ketika Cristiano Ronaldo meninggalkan Manchester United karena perselisihan dengan sang pelatih Erik Ten Hag. Menurut Pellegrini, posisi Ronaldo tidak salah.
Pellegrini mengenal Ronaldo saat masih menjadi pelatih Real Madrid dan Ronaldo main di sana beberapa musim.
Menurut Pellegrini, Ronaldo merupakan pemain yang mempunyai profesionalitas yang bagus.
Pellegrini juga menolak anggapan Ronaldo penyebab kehancuran Manchester United.
Baca Juga: Al Nassr Tumbang, Cristiano Ronaldo Diketawain Wasit, Ini Sebabnya
Hal itu dikatakan Pellegrini saat melakukan wawancara dengan Guardian.
Dalam wawancara itu, Pellegrini menegaskan tidak melihat hubungan antara keluarnya Ronaldo dan performa MU.
Pellegrini mengontrak Ronaldo untuk Real Madrid dari United, melatihnya dalam 35 pertandingan di musim 2009/10, di mana sang penyerang mencetak 33 gol dan memberikan 11 assist, menurut Transfermarkt.
“Kehadiran Ronaldo tidak pernah menjadi masalah, karena komitmen, profesionalisme, kemampuan, dedikasinya, apa yang dia keluarkan," kata Pellegrini.
Menurut Pellegrini, harusnya memang sebagai pelatih baru saat itu, Ten Hag perlu beradaptasi dengan pemain.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Ngamuk dan Tendang Botol saat Al Nassr Dihajar Al Ittihad, Fans Serukan Out!
“Pelatih baru datang, investasi dilakukan, perubahan. Itu tidak mudah. Ini adalah proses, bukan tentang pemain.
Belum lama ini Liverpool bantai Manchester United 7-0 dalam matchday ke-26 Liga Inggris di Anfield yang berakhir pada Senin dini hari WIB. Mohamed Salah, Cody Gakpo dan Darwin Nunez masing-masing mencetak dua gol, dengan Roberto Firmino menyumbangkan satu gol untuk Liverpool dalam pertandingan ini.
Ini merupakan kekalahan terburuk Manchester United.
Erik ten Hag ngamuk setelah Manchester United dibatai Liverpool dengan 7 gol tanpa balas. Erik ten Hag menyebut pemain Manchester United tidak profesional.
Laga yang berlangsung di Anfield. Dua gol masing-masing dari Darwin Nunez, Cody Gakpo dan Mohamed Salah, yang menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Liga Premier Liverpool.
Lalu satu gol dari Roberto Firmino memberi Liverpool kemenangan terbesar mereka melawan United dan menyamai kekalahan terburuk sepanjang masa tim tamu 7-0 melawan Blackburn Rovers pada tahun 1926, Aston Villa pada tahun 1930 dan Wolves pada tahun 1931.
"Babak kedua, itu bukan kami," kata Erik ten Hag.
"Itu bukan standar kami. Kami tidak bermain sebagai tim. Itu tidak profesional. Ya [saya marah]."
“Saya terkejut karena saya telah melihat minggu dan bulan terakhir tim ini tangguh dan memiliki sikap pemenang."
"Babak kedua, kami tidak memiliki sikap menang sama sekali. Kami tidak mengikuti rencana dan kami tidak melakukan pekerjaan kami. Kami tidak mundur dan itu benar-benar tidak profesional."
"Kami telah melihat di masa lalu kami dapat bangkit kembali. Setelah Brentford, setelah Manchester City. Ini jelas merupakan kemunduran yang kuat dan tidak dapat diterima. Saya sangat kecewa dan marah karenanya. Ini adalah pemeriksaan realitas. Kami harus mengambil ini kuat."