Suara.com - Penyerang Chelsea, Kai Havertz secara kontroversial diizinkan mengulang tendangan penalti yang berujung kemenangan timnya atas Borussia Dortmund guna melaju ke perempat final Liga Champions 2022-2023.
Chelsea butuh kemenangan dengan selisih dua gol untuk merebut tiket perempat final Liga Champions dari Dortmund dalam leg kedua 16 besar di Stamford Bridge, London, Rabu (8/3/2023).
The Blues yang tertinggal agregat 0-1 usai kalah di leg pertama, berhasil membuka keunggulan melalui Raheem Sterling pada menit ke-43.
Mereka melanjutkan dominasinya di babak kedua dan mendapat peluang emas setelah pemain Dortmund Marius Wolf terindikasi melakukan handball pada menit ke-46.
Baca Juga: Deretan Fakta Menarik Jelang Benfica vs Club Brugge di Liga Champions
Wasit Danny Makkelie kemudian menghentikan pertandingan untuk berkonsultasi dengan video assistant referee (VAR) dan memutuskan hadiah penalti untuk Chelsea.
Kai Havertz selaku algojo sejatinya sempat gagal mmencetak gol dari titik putih di mana tembakkannya cuma membentur tiang kanan gawang.
Namun beruntung, wasit mengizinkan penalti itu diulang. Kesempatan kedua ini berhasil dimanfaatkan Havertz dengan baik.
Havertz mengecoh penjaga gawang untuk bergerak ke arah yang salah dan mencetak gol lewat tendangan ke sudut kanan bawah gawang.
Lalu, Apa Alasan Penalti Kai Havertz Diulang?
Havertz diizinkan mengulang tendangan penalti oleh wasit karena pemain Dortmund, Salih Ozcan yang membuang bola pasca kegagalan Havertz di kesempatan pertama, terlihat masuk ke dalam kotak penalti sebelum striker asal Jerman itu menendang bola.
Melansir The Athletic, pertimbangan mengulang penalti Havertz dinilai sudah sejalan dengan Law of the Game International Football Association Board (IFAB) terkait VAR.
Intervensi pemain didalam kotak penalti dinilai dari bagian mana pun dari tubuh pemain yang berada di tanah saat tendangan dilakukan. Jika ada bagian kaki yang berada di area penalti atau garis lengkung, itu dianggap intervensi.
Dalam aturan IFAB, intervensi ditinjau jika "seorang bek yang melanggar batas mencegah penyerang bermain atau mampu memainkan bola dalam situasi di mana sebuah gol mungkin dicetak".
IFAB selaku pembuat aturan sepak bola, merinci dalam Undang-undang 14 tentang tendangan penalti apa yang harus dilakukan jika terjadi pelanggaran.
Jika pemain dari tim yang tengah menyerang melakukan intervensi, penalti diulangi jika tendangan itu berbuah gol.
Namun, jika intervensi dilakukan oleh pemain yang timnya sedang bertahan dan tendangan penalti masuk, maka wasit akan tetap mengesahkannya menjadi gol. Namun, jika tidak gol, maka penalti diulang.
Dalam kasus Havertz, pemain Chelsea juga terlihat melakukan intervensi atau masuk ke dalam kotak penalti sebelum striker Jerman itu melepaskan tembakkan dalam upaya pertama.
Namun, IFAB turut menjelaskan andai pemain dari kedua tim sama-sama melakukan intervensi, maka penalti akan diulang terlepas bola masuk atau tidak ke dalam gawang.