Suara.com - Para pemain naturalisasi Indonesia mengungkapkan kekecewaannya terkait aturan baru Liga 1 musim depan yang akan membatasi jumlah pemain "impor" itu di masing-masing klub.
PSSI menelurkan aturan baru untuk kompetisi sepak bola musim depan setelah Ketua Umum Erick Thohir menggelar acara Sarasehan Sepak Bola Nasional pada Sabtu (4/3/2023).
Dalam acara yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur itu, PSSI turut mengundang perwakilan dari tim Liga 1 maupun Liga 2 untuk membahas sepak bola nasional.

Salah satu yang dibahas adalah terkait aturan baru pemain naturalisasi. Nantinya, tiap klub hanya boleh memiliki maksimal dua pemain naturalisasi setiap musimnya.
Tujuan dari aturan itu muncul sebagai upaya mencegah fenomena klub-klub Liga 1 menaturalisasi pemain dengan tujuan untuk mengakali aturan pemain asing.
Aturan itu lantas menimbulkan polemik. Para pemain naturalisasi merasa dirugikan dan kecewa lantaran statusnya dibeda-bedakan meski telah menjadi warga negara Indonesia.
![Bek Timnas Indonesia, Victor Igbonefo. [dok. PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/11/95239-victor-igbonefo-timnas-indonesia.jpg)
Beberapa pemain naturalisasi yang kecewa mengungkapkan pendapatnya di media sosial, mulai dari Marc Klok, Ilija Spasojevic hingga Marc Klok.
Igbonefo dalam salah satu unggahannya di Instagram Story menuliskan "kalau main di timnas [jadi] WNI, kalau main di klub [jadi] pemain naturalisasi."
Sementara Marc Klok yang merupakan rekannya di Persib Bandung turut buka suara. Dia merasa pemain naturalisasi harusnya punya hak yang setara dengan penggawa lokal karena sama-sama warga negara Indonesia (WNI).
Baca Juga: 3 Faktor yang Bikin Liga Indonesia Sulit Jadi yang Terbaik di ASEAN
"Kami WNI, dan semua WNI seharusnya memiliki hal yang sama. Namun kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi," tulis Klok di Instagram Story.