Suara.com - Mantan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi turut menyoroti rencana Zainudin Amali meninggalkan posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) demi fokus mengemban tugas sebagai wakil ketua umum PSSI periode 2023-2027.
Menurut Edy Rahmayadi yang kini menjabat Gubernur Sumatera Utara (Sumut) itu, Zainudin Amali sebaiknya tidak mundur dari posisi Menpora karena tenaganya masih dibutuhkan untuk memperbaiki prestasi olahraga Indonesia.
"Bukan hanya saya, tetapi seluruh Gubernur menyayangkan Pak Zainudin Amali sampai mundur sebagai Menpora," kata Edy Rahmayadi saat bersama Menpora Amali mengunjungi venue F1 Powerboat Toba 2023 di Bontean Balige, Kabupaten Toba, Sumut, Sabtu (25/2/2023).
"Apalagi, beliau sukses dengan program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan prestasi olahraga Indonesia di level internasional semakin meningkat."
Baca Juga: Biaya Urus Timnas Indonesia Mahal, dari Mana PSSI Cari Pendanaan? Eks Pengurus Beri Bocoran
Edy Rahmayadi meyebut di era kepemimpinan Zainudin Amali, Indonesia banyak menggelar event olahraga baik setingkat nasional maupun internasional. Hal itu termasuk F1 Powerboat Toba 2023 yang dianggap turut menggairahkan sport tourism di Sumatera Utara.
"Saya rasa tidak ada salahnya jika pak Menpora Amali tetap menjabat sebagai Menpora. Tugas itu kan bisa diselesaikan pengurus PSSI lainnya apalagi posisinya sebagai Wakil Ketua Umum PSSI," kata Edy.
Lebih jauh, Edy bahkan berencana akan berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika orang nomor satu di Indonesia itu datang menyaksikan F1 Powerboat Toba 2022 pada Minggu (26/2/2023).
"Besok kan, saya bertemu pak Presiden Jokowi. Dan, saya akan menyampaikan keinginan saya dan teman-teman Gubernur lainnya kepada beliau agar pak Zainudin Amali diberikan kesempatan menuntaskan tugasnya sebagai Menpora sampai akhir," tandas Edy Rahmayadi dalam keterangan tertulisnya.
Zainudin Amali sebelumnya telah menyatakan keinginan mundur dari jabatan Menpora RI setelah terpilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI 2023-2027 pimpinan Erick Thohir.
Keinginan itu secara informal sudah disampaikan Zainudin Amali kepada Presiden Joko Widodo tetapi surat resmi disebut belum diserahkan.