Akan tetapi, besarnya pemasukan ini berbanding lurus dengan pengeluaran. Sebab, pemasukan itu digunakan untuk memutar kompetisi.
Apalagi biaya tim nasional tak hanya bermuara di tim senior saja, melainkan di enam kategori lainnya, yakni U-16, U-18, U-20, U-23, tim nasional wanita, dan Beach Soccer.
Lebih lanjut, Achsanul Qosasi menyebutkan bahwa PSSI tak selalu mengandalkan uang dari negara. Hanya saja, induk sepak bola Indonesia itu bisa mengajukan proposal untuk pendanaan kepada negara.
“Uang negara untuk sepakbola (Timnas) bukan mandatory, artinya negara tak wajib membiayai, makanya PSSI tidak punya BA/Nomenklatur sendiri.”
“Jika PSSI butuh bantuan Negara untuk Timnas, maka PSSI wajib membuat proposal yang diajukan melalui Kemenpora/KONI. Itupun belum tentu disetujui,” cuit Achsanul Qosasi.
Bantuan dari negara ini biasanya diberikan saat Indonesia menjadi tuan rumah di suatu ajang. Achsanul Qosasi menuturkan bantuan dari negara hadir pada 2007 dan 2010 lalu saat Tanah Air menjadi tuan rumah Piala Asia 2007 dan Piala AFF 2010.
Untuk Piala Dunia U-20 2023, ia menyebutkan bahwa negara memberikan bantuan dana kurang lebih Rp280 miliar, dua kali lipat lebih banyak dari bantuan negara untuk tim nasional selama PSSI berdiri yang hanya mencapai Rp140 miliar.
Dengan kata lain, PSSI pun harus menghidupi diri sendiri agar kompetisi di Indonesia dan juga tim nasional terus berjalan tanpa adanya hambatan.
[Felix Indra Jaya]
Baca Juga: 3 Debutan Timnas Indonesia U-20 yang Dibawa Shin Tae-yong ke Piala Asia U-20 2023