Suara.com - "Saya mengundurkan diri dari Waketum PSSI untuk kebersamaan kita bersama, demi masa depan sepak bola. Niat baik saya ini mohon diizinkan oleh Komite Pemilihan. Hari ini dengan teguh hati saya mengundurkan diri dari waketum (wakil ketua umun)," ujar Yunus Nusi dalam forum Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Pernyataan yang cukup mengejutkan tersebut disambut tepuk tangan meriah peserta KLB. Kolega Yunus Nusi di PSSI pun datang menghampiri, memeluknya dengan erat. Endri Erawan, Sumardji, dan Hasani Abdulgani terlihat dalam sebuah video merangkul eks ketua Asprov Kaltim itu.
Suara lantang pun terdengar dari pengeras suara. Komite Pemilihan meminta persetujuan dari peserta KLB, "Apakah permintaan pengunduran diri saudara Yunus Nusi dapat disetujui?"
Pertanyaan yang langsung dijawab voters secara serempak, "setuju," sambil bertepuk tangan.
Baca Juga: Menpora Zainudin Amali Minta Mundur ke Jokowi
"Sebelum masuk ke pemilihan anggota Exco (komite Eksekutif), jadi sebelum ada ketuk palu, Pak Yunus tiba-tiba meminta waktu buat bicara kepada Ketua KP (Amir Burhanuddin). Saya mengira apa lagi ini? Mau protes apa lagi? karena saya memang sedang di dekat situ dan disiapkan tempat (buat calon). Tiba-tiba dia menyatakan mundur, gak lama saya samperin saya peluk dia," ujar Hasani ketikadihubungi Suara.com, Minggu (19/2/2023).
Yunus Nusi seharusnya menduduki jabatan Wakil Ketua umum PSSI periode 2023-2027. Ia memenangi pemilihan yang berlangsung dua kali menyusul protes yang terjadi usai voting yang pertama.
Pada voting pertama Yunus mendapatkan 63 suara di bawah Menpora Zainudin Amali dengan dukungan 66 voters, disusul Ratu Tisha Destria yang mendapat 41 suara. Sayangnya, hasil tersebut menuai protes. Dugaan kecurangan pun merebak.
Hal itu disebabkan nama beberapa calon tidak disebut dalam proses penghitungan suara yang dilakukan Komite Pemilihan. Alhasil, voting pun diulang.
Dalam voting ulang, Ratu Tisha yang kalah di voting sebelumnya keluar sebagai pemenang dengan 54 suara. Yunus Nusi yang kalah satu suara dari Tisha berada di posisi dua. Sedangkan Zainudin Amali yang sebelumnya meraih suara terbanyak, berada di posisi tiga dengan 44 pemilih.
Baca Juga: Shin Tae-yong Dukung Penuh Erick Thohir Tumpas Mafia Sepak Bola Indonesia
Dengan hasil tersebut, Otomatis posisi wakil ketua umum PSSI diduduki oleh Ratu Tisha dan Yunus Nusi. Tapi, dalam hitungan menit, Yunus memutuskan mundur.
Yunus merasa Zainudin lebih layak menduduki jabatan wakil ketua umum PSSI ketimbang dirinya. Menurut mantan anggota Exco PSSI itu, sepak bola Indonesia bisa maju di bawah komando Erick Thohir berserta pembantu-pembantunya yang sudah terpilih, termasuk Zainudin Amali.
"Memang saat itu memakan waktu karena menunggu kertas (pemilihan), tahu-tahu ibu Tisha unggul, nomor dua bapak Yunus Nusi, malah pak menteri kalah," kisah Hasani.
Meraba Alasan Mundurnya Yunus Nusi: Enggak Enakan atau Sudah Ada Kesepakatan?
Rasanya sangat sulit dipercaya. Jabatan wakil ketua umum PSSI periode 2023-2027 yang dimenangi secara sah dilepas begitu saja. Pasalnya, beberapa bulan sebelum digelarnya KLB terdengar kabar jika Yunus berhasrat menjabat sebagai wakil ketua umum.
Keputusan Yunus mundur tentu mengejutkan banyak pihak. Pernyataannya yang disambut tepuk tangan meriah oleh peserta KLB pun menyisakan pertanyaan besar di balik keputusan tersebut.
Seakan-akan, gestur mereka menunjukkan kegembiraan jabatan tersebut tidak berada di tangannya.
Spekulasi pun bermunculan sebagai jawaban atas pertanyaan besar alasan di balik mundurnya Yunus. Apakah benar karena rasa Takzim Yunus kepada Zainudin, atau apakah sudah ada kesepakatan dibalik keputusan besar tersebut.
Faktor Kedekatan Yunus Nusi dengan Zainudin Amali
Dalam konferensi pers usai KLB, Yunus Nusi menyampaikan alasan dirinya mundur sebagai wakil ketua umum. Ketika itu, Yunus mengatakan jika Zainudin lebih pantas.
"Saya tidak pantas menjadi waketum kecuali bapak Zainudin Amali yang sangat layak berada di sini. Saya sangat ikhlas, itu untuk kepentingan sepak bola Indonesia," terang Yunus Nusi.
Tidak seperti voting pertama, voting ulang cawaketum berlangsung lancar. Bahkan, menurut Hasani, tidak ada protes setelah Komite Pemilihan mengumumkan hasil voting.
"Waktu setelah diumumkan second round Pak Yunus nomor dua, Ibu (Ratu) Tisha nomor satu tidak ada protes lagi (dari voters)," ungkap Hasani.
"Saya tidak tahu mengapa dia (Yunus Nusi) mundur, tapi saya tahu dia dekat sama Pak (Zainudin) Amali, mungkin gak enakan atau gimana. Pak Amali kan juga senior beliau di Partai, saya gak tahu 'lah ya kalau masalah ini," tambahnya.
Ihwal indikasi terjadinya kecurangan pada voting pertama, kepada media Yunus enggan banyak berkomentar. Menurutnya voting berlangsung fair.
"Tentang itu saya serahkan kepada KP karena saya sebagai kandidat yang ikut bersama-sama bergabung di posisi tersebut, dan saya melihat KLB berjalan dengan baik. kongres demi kongres di organisasi besar seperti ini, saya merasa semua berjalan dengan fair-play," jelas Yunus.
Alasan Yunus Letakkan Jabatan, Ada Kesepakatan?
Doni Setiabudi, yang merupakan salah satu kandidat calon ketua umum PSSI di KLB tersebut, merasa janggal dengan keputusan mundurnya Yunus Nusi. Doni melihat hampir tidak mungkin Yunus mundur jika tidak ada 'kesepakatan'.
Terlebih keputusan mundur Yunus Nusi dilakukan sesaat setelah ditetapkan KP sebagai wakil ketua umum PSSI, dan bukan sebelum KLB digelar.
"Kalau secara heroik bisa dibilang Pak Yunus melihat ya sudahlah, dia mengalah biar pak Amali jadi waketum. Tapi di balik itu apakah ada deal-deal-an (kesepakatan) politik ya saya pikir pasti ada lah, apapun itu namanya imbalannya saya pikir ada. Gak mungkin gratisan lah," ujar Doni kepada Suara.com, Senin (20/2/2023).
Adapun ini adalah pengalaman perdana bagi Doni mengikuti KLB sebagai calon pengurus PSSI. Sosok yang akrab disapa Kang Jalu itu mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum dan wakil ketua umum untuk periode 2023-2027.
Pada 2019, Jalu juga pernah mendaftarkan diri sebagai wakil ketua umum. Namun, ketika itu ia tidak lolos verifikasi berkaitan dengan keterlibatannya dalam sepak bola karena kurang dari lima tahun.
Jalu pun menceritakan detik-detik Yunus Nusi mundur saat KLB dilangsungkan. CEO Bandung Premier League itu merasa kecil kemungkinan Yunus Nusi mundur atas keinginannya sendiri.
"Saya gak tahu sih ada angin apa, ada hidayah apa, ya itu pasti pro dan kontra hanya tinggal bagaimana kita melihat sisi positifnya," terang Jalu.
"Kalau ada tekanan pasti ada imbalan dalam bentuk posisi lain, ini misalkan ya. Kan kita tak tahu nih Pak Erick Thohir belum memutuskan sekjennya siapa? Bisa saja kan barternya di situ. Tapi itu balik lagi posisi sekjen hak Pak Erick, jadi kita lihat nanti."
"Kalau secara ikhlas dia (Yunus Nusi) mundur mungkin nggak lah. Artinya ikhlas gak dapat imbalan apa-apa ya kecil lah kemungkinannya, pasti ada sesuatu sih," jelasnya.
Yunus Nusi Tetap Jabat Sekjen PSSI di Era Erick Thohir?
Yunus Nusi menjabat Sekjen PSSI sejak era kepengurusan Mochamad Iriawan, menggantikan Ratu Tisha yang menjabat Sekjen di era kepemimpinan Edy Rahmayadi, Joko Driyono dan Iwan Budianto.
Beberapa hari setelah KLB, Zainudin Amali mengatakan posisi Sekjen PSSI masih akan menjadi milik Yunus. Ketum PSSI Erick Thohir pun hingga kini belum bicara tentang perubahan di posisi tersebut.
Sebagaimana diketahui, Sekjen PSSI adalah jabatan vital dalam organisasi yang diatur dalam Pasal 61 Poin 1 Statuta PSSI edisi 2019. Sekjen PSSI dipilih Ketum dan Exco melalui seleksi dengan serangkaian tes transparan dan akuntabel.
"Ini (nunjuk Yunus Nusi), tanya ke dia. Saya masih manggilnya Sekjen kok. Sekjen tetap, tidak diganti. Ini masih Sekjen dia," ujar Zainudin Amali saat ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2023).