Suara.com - Mengenal lebih jauh sosok Muhammad Sungkar, CEO dari tim Liga 2, Putra Delta Sidoarjo, yang menjadi anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2023-2027.
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI telah resmi berakhir kemarin (16/2) dan menghadirkan susunan organisasi baru untuk periode 2023-2027.
Susunan baru ini terlihat dari terpilihnya Ketua Umum (Ketum) induk sepak bola Indonesia, yakni Erick Thohir yang memenangi pemungutan suara dengan 64 suara.
Lalu, Wakil Ketua Umum (Waketum) pun kini diberikan kepada wajah-wajah baru, yakni Ratu Tisha dan Zainuddin Amali yang memenangi suara dalam voting di KLB tersebut.
Baca Juga: INFOGRAFIS: Tragedi Kanjuruhan, KLB dan Wajah Baru PSSI
Tak hanya posisi penting, perubahan pun terjadi di Komite Eksekutif (Exco), di mana ada 12 nama yang berisikan wajah lama dan wajah baru yang terpilih.
Dari 12 Exco terpilih itu, salah satu yang menarik perhatian adalah Muhammad Sungkar. Ia terpilih di putaran pertama dengan mengantongi 56 suara.
CEO Putra Delta Sidoarjo itu pun lantas terpilih dan menjadi Exco termuda di PSSI, mengingat usianya yang baru 31 tahun.
Tak ayal, terpilihnya Muhammad Sungkar menjadikannya perbincangan. Lantas, siapakah sosok Exco PSSI termuda tersebut? Berikut profilnya.
Bukan Keinginan Sendiri
Baca Juga: Menanti Wajah Baru PSSI di Bawah Komando Anak Emas RI 1
Muhammad Sungkar merupakan salah satu Komite Eksekutif (Exco) PSSI terpilih untuk periode 2023-2027 yang lahir pada 11 Januari 1992.
Terpilihnya Muhammad Sungkar sebagai salah satu anggota Exco terbilang sesuatu yang mengejutkan. Pasalnya, ia maju sebagai calon anggota Exco bukan karena kemauannya sendiri.
Diketahui, Muhammad Sungkar maju sebagai calon anggota Exco menyusul adanya dorongan dari Wakil CEO Kalteng Putra, yakni Rahmat Hamka.
Siapa sangka, dari ‘keisengan’ ini, dirinya terpilih dengan mengantongi 56 suara di putaran pertama, atau menjadi calon dengan suara terbanyak.
Saat ini dirinya tercatat sebagai CEO Putra Delta Sidoarjo yang berlaga di Liga 2 musim ini, usai menjadi Runner Up pada gelaran Liga 3 musim lalu.
Karena pengalamannya di Liga 3, Muhammad Sungkar pun bertekad membuat perubahan di sepak bola Indonesia melalui jabatannya sebagai anggota Exco.
Salah satu perubahan yang diusungnya adalah penambahan kasta atau strata dalam piramida kompetisi sepak bola nasional.
Keinginan ini berangkat dari pengamatan Muhammad Sungkar yang menyebut bahwa Liga 3 penuh sesak dengan ribuan pemain di dalamnya.
Dengan banyaknya pemain yang ada, maka kompetisi pun tak berjalan efisien, sehingga ia pun ingin menghadirkan kompetisi lainnya yang bisa memfasilitasi para pemain.
[Felix Indra Jaya]