Suara.com - Mochamad Iriawan atau Iwan Bule resmi meninggalkan jabatan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Pasalnya, Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 telah terpilih, yakni Menteri BUMN Erick Thohir, berdasarkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Kongres tersebut sekaligus menandakan berakhirnya masa jabatan Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019-2023.
Seperti apakah sosok Iwan Bule dan bagaimana sepak terjangnya selama memimpin PSSI? Berikut ulasannya.
Baca Juga: Arahan Pertama Jokowi untuk Erick Thohir: Reformasi Total!
Iwan Bule menjabat sebagai Ketua Umum PSSI 2019-2023 setelah ia terpilih dalam Kongres Luar Biasa pada 2 November 2019 lalu.
Ketika mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI, tak sedikit yang mempertanyakan kapasitasnya dalam mengelola sepak bola nasional, dimana Iwan Bule memiliki latar belakang kepolisian.
Meski sebagian meragukan kemampuannya, Iwan Bule tetap percaya diri mencalonkan sebagai orang nomor satu di PSSI, hingga akhirnya ia terpilih.
Sepak terjang Iwan Bule di PSSI
Selama 4 tahun memimpin PSSI, mantan Kapolda Metro Jaya itu merasakan pasang surutnya dunia persepakbolaan Indonesia.
Meski selama ia menjabat sebagai Ketum PSSI, Indonesia belum bisa meraih gelar juara dalam sejumlah event, namun ada beberapa kinerja Iwan Bule yang patut diapresiasi.
Dalam ajang turnamen AFF 2020 lalu, Iwan Bule dan PSSI berhasil membawa Indonesia menjadi runner up atau juara dua setelah ditekuk 2 leg dari Thailand.
Dalam masa kepemimpinan Iwan Bule pula, PSSI memutuskan untuk pelatih sepakbola asal Korea Selatan, Shin Tae Yong.
Keputusan tersebut dinilai tepat, karena Shin Tae Yong berhasil membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023, setelah mengalahkan Nepal dengan skor telak 7-0.
Pada era kepemimpinan Iwan Bule juga, berhasil memboyong sejumlah pemain berkualitas melalui proses naturalisasi. Di antaranya adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, dan yang terbaru Shayne Elian Jay Pattynama.
Gaya kepemimpinan Iwan Bule
Iwan Bule dikenal dekat dengan kalangan sepak bola nasional. Ia sering mendatangi tempat-tempat latihan, bertemu dan berbincang-bincang dengan para pelatih, staf bahkan para pemain.
Gaya kepemimpinan yang demikian dianggap memberikan motivasi tertentu bagi para pemain sepak bola, termasuk pemain timnas.
Selama kepemimpinan Iwan Bule di PSSI, peringkat Indonesia di FIFA naik cukup signifikan, sebelumnya peringkat 173 lalu naik menjadi peringkat 152.
Hambatan selama memimpin PSSI
Era kepemimpinan Iwan Bule di PSSI tidak terlepas dari sejumlah kendala dan hambatan. Salah satunya adalah ketika pecah Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
Peristiwa itu menewaskan 135 orang dan ratusan orang lainnya terluka, usai bentrokan yang terjadi setelah laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya. Tragedi itu pula menyebabkan Liga 1 Indonesia sempat terhenti.
Kontributor : Damayanti Kahyangan