Suara.com - Setidaknya tiga negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) sudah menerapkan teknologi Video Assistant Referee (VAR). Hal itu makin membuat sepak bola Indonesia tertinggal mengingat BRI Liga 1 belum juga menerapkannya di tengah kinerja wasit yang kerap dipertanyakan.
Tuntutan agar Liga 1 menggunakan teknologi VAR semakin menggema belakangan ini setelah kinerja wasit dianggap kurang maksimal.
Terbaru pelatih Persis Solo, Leonardo Medina, menganggap kinerja wasit sangat mengecewakan saat Persis menghadapi Borneo FC, Minggu (12/2/2023).
![Gelandang Persis Solo, Ryo Matsumura berusaha melewati sejumlah pemain Borneo FC dalam laga pekan ke-24 BRI Liga 1 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (12/2/2023). [PT LIB]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/02/13/49238-persis-solo.jpg)
Leonardo Medina juga menyinggung soal kebutuhan penggunaan VAR di kompetisi Liga 1. Penyebabnya karena gol Ferdinan Sinaga dianggap offside, padahal dalam tayangan ulang jelas terlihat Ferdinan ada di posisi onside.
Marc Klok, gelandang Persib Bandung, juga mengatakan bahwa kompetisi di Indonesia butuh VAR demi mendongkrak kualitas wasit dan pertandingan.
Wacana dan saran agar Liga 1 menggunakan VAR memang sudah hadir sejak lama, bahkan FIFA telah memberi rekomendasi penggunaan teknologi ini. Namun, hingga kini belum ada realisasi dari PSSI atau penyelenggara liga (PT LIB).
Di lain sisi, beberapa kompetisi di ASEAN sudah menggunakan VAR yang membuat liga Indonesia semakin terlihat stagnan.
Berikut 3 negara ASEAN yang sudah menerapkan VAR di kompetisi domestiknya:
1. Thailand
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung BRI Liga 1: Persib Bandung vs PSM Makassar dan Persik Kediri vs Bali United

Thailand League menjadi pionir penggunaan VAR di Asia Tenggara. Federasi Sepak Bola Thailand alias FAT sudah menggunakannya sejak musim 2018.