Save Our Soccer: Potensi Pemanfaatan Sepak Bola Jadi kendaraan Politik Sangat Besar

Jum'at, 10 Februari 2023 | 14:03 WIB
Save Our Soccer: Potensi Pemanfaatan Sepak Bola Jadi kendaraan Politik Sangat Besar
Timnas Indonesia U-20 (pssi.org)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koordinator #SAVEOURSOCCER, Akmal Marhali menilai sepak bola rentan untuk dibawa ke ranah politik. Bahkan menjadi kendaraan politik di Indonesia. Dia mengatakan hal itu dalam konteks pemilihan ketua umum PSSI 2023-2027.

Lima calon ketua umum, 16 calon wakil ketua umum, dan 55 calon anggota komite eksekutif (Exco) akan bersaing dalam Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menjadi pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tahun 2023-2027 pada 16 Februari mendatang.

Beberapa nama di daftar calon itu yang kini menjabat pejabat publik.

Pengamat sepak bola itu mencurigai bahwa PSSI dan sepak bola berpotensi hanya akan dijadikan kendaraan politik atau batu loncatan bagi mereka untuk maju dalam kontestasi pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: Skuad Shin Tae-yong Diharapkan Sudah Lengkap Saat Turnamen Mini Timnas Indonesia U-20

“Ada apa dengan PSSI, sehingga para pejabat turun gunung memperebutkan PSSI satu? Bahkan Menpora yang adalah orang tua dari seluruh cabang olahraga mencalonkan jadi waketum,” kata Akmal.

Ada potensi, menurut Akmal, PSSI dan sepak bola hanya akan dijadikan kendaraan politik atau batu loncatan untuk kontestasi pemilu 2024 mendatang.

“Potensi memanfaatkan sepak bola sebagai kendaraan politik itu sangat besar sekali, dan lagi-lagi sepak bola dikorbankan. Jangankan bicara tentang Kanjuruhan, bicara sepak bola saja dinomorduakan, nomor satunya adalah bagaimana bisa melakukan pencitraan dan menaikan elektabilitas lewat sepak bola,” kata Akmal dikutip dari BBC Indonesia

Dia pun mendorong agar setiap calon ketua umum membuat pakta integritas yang menyatakan komitmen untuk menyelesaikan jabatan hingga masa bakti habis.

“Seharusnya dibuat pakta integritas oleh para pemilk suara bahwa calon yang mereka dukung nantinya berkomitmen untuk tidak menjadikan PSSI sebagai batu loncatan politik dan berkomitmen akan memimpin sampai selesai, berani tidak calon-calon yang ada?

Baca Juga: PSSI Pakai Komentar Menpora untuk Dorong Persija Lepas Pemain ke Timnas Indonesia U-20?

“Jangan jadikan sepak bola kendaraan politik. Sepak bola kita sudah sangat tertinggal, maka kita butuh orang-orang yang bisa membawa terbang sepak bola kita,” ujarnya.

Pelaksanaan KLB PSSI dipicu oleh tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan ratusan orang pada 1 Oktober 2022.

Terdapat lima calon yang bersaing memperebutkan kursi ketua umum PSSI periode 2023 hingga 2027.

Pertama adalah La Nyalla Mattalitti yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dia pernah menjadi ketua umum PSSI selama setahun mengantikan Djohar Arifin.

Lalu, Erick Thohir yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN. Dia pernah menjadi presiden klub Seri A, Italia, Inter Milan, dan klub olah raga lainnya.

Calon selanjutnya adalah Arif Putra Wicaksono yang merupakan CEO Nine Sport Inc., promotor pertandingan olahraga internasional.

Kemudian Doni Setiabudi, CEO Bandung Premier League yang juga pernah menjadi pengurus di klub AHHA PS Pati.

Terakhir adalah Fary Djemy Francis, mantan Ketua Komisi V DPR 2009-2014.

Sementara itu, terdapat 16 calon yang akan merebutkan dua kursi wakil ketua umum PSSI.

Beberapa di antaranya adalah Zainudin Amali yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.

Selain itu, ada juga politisi Partai Gerindra yang menjadi anggota DPR Andre Rosiade.

Lalu terdapat 55 calon yang akan memperebutkan 12 kursi Exco PSSI, salah satunya adalah Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetimpo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI