Suara.com - Hubungan Shin Tae-yong dan Thomas Doll masih panas. Thomas Doll kritik kepelatihan Shin Tae-yong, sebaliknya Shin Tae-yong menjawab kritik Thomas Doll dengan elegan.
Thomas Doll yakin, TC atau pelatihan terpusat yang dilakukan Shin Tae-yong terhadap Timnas Indonesia U-20 tidak terlalu berpengaruh banyak. Thomas Doll justru ingin pemain seharusnya langsung ikut bertanding untuk Piala Dunia U-20 dan Piala Asia U-20. Sehingga tidak perlu banyak latihan bersama.
Sebaliknya, Shin Tae-yong ingin para garuda muda mendapat pelatihan yang baik dan kompak dalam tim.
Di balik perseteruan mereka, mungkin belum banyak yang kenal dengan latar belakang Shin Tae-yong dan Thomas Doll.
Berikut ini profil medreka berdua:
Shin Tae-yong
Shin Tae-yong berasal dari Korea Selatan. Dia adalah orang pertama yang memenangkan Kejuaraan Klub Asia/Liga Champions AFC sebagai pemain dan manajer, yaitu kejuaraan Klub Asia 1995 dan Liga Champions AFC 2010 bersama Seongnam Ilhwa Chunma.
Shin Tae-yong juga mengelola Timnas Korea Selatan U-23 pada waktu yang sama dan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 2016.
Korea Selatan memenangkan grup mereka dengan memperoleh 7 poin melawan Jerman, Meksiko, dan Fiji, tetapi mereka secara mengejutkan tersingkir oleh Honduras di perempat final.
Baca Juga: Bukan Menolak, Ini Alasan Shin Tae-yong Belum Bisa Ngobrol Langsung dengan Thomas Doll
Pada 22 November 2016, Shin Tae-yong ditunjuk sebagai manajer tim U-20 Korea Selatan untuk mempersiapkan Piala Dunia FIFA U-20 2017 di kandang sendiri. Oleh karena itu, ia keluar dari tim senior untuk berkonsentrasi di tim U-20. Di Piala Dunia, Korea Selatan finis kedua di grup mereka dengan 6 poin dan melaju ke babak sistem gugur, tetapi kalah dari Portugal di babak 16 besar.
Pada 28 Desember 2019, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengukuhkan penunjukan Shin Tae-yong sebagai manajer timnas Indonesia menggantikan Simon McMenemy. Dia diberi kontrak 4 tahun dan berakhir Desember 2023 ini.
Thomas Doll
Thomas Doll bernama lengkap Thomas Jens Uwe Doll. Thomas Doll berasal dari Jerman. Saat menjadi pesepak bola aktif, dia bermain sebagai gelandang serang untuk F.C. Hansa Rostock, BFC Dynamo, Hamburger SV, Lazio, Eintracht Frankfurt dan Bari.
Thomas Doll salah satu pemain yang paling dicari dari bekas Jerman Timur. Bersama dengan sesama Frank Rohde di BFC Dynamo dia bergabung Hamburger SV pada tahun 1990.
Setelah hanya satu musim di sana dia cukup terkesan untuk pindah ke klub Italia Lazio. Ia bermain di Lazio selama tiga tahun, sebelum kembali ke Bundesliga pada tahun 1994, bergabung dengan Eintracht Frankfurt, namun ia terhambat oleh cedera dalam tiga musim yang ia habiskan bersama klub dan hanya membuat 28 penampilan.
Setelah setahun di Italia bersama Bari, dia kembali ke Hamburger SV pada tahun 1998. Dia bermain tiga musim lagi, tetapi cedera terus memakan korban.
Di tingkat internasional, Doll mewakili Jerman Timur (29 caps, tujuh gol) dan Jerman bersatu (18 caps, 1 gol).
Penampilan internasional terakhirnya datang pada tahun 1993. Dia adalah bagian dari skuad Jerman untuk Euro 1992 di mana tim tersebut finis sebagai runner-up setelah Denmark.
Thomas Doll sudah malang melintang di dunia kepelatihan. Dia pernah berkarier di Hamburger SV sebagai staf kepelatihan. Tahun 2004 dia menjadi pelatih tim utama.
Di awal masa jabatannya sebagai pelatih di Hamburg, dia menikmati beberapa kesuksesan, menyelamatkan tim dari degradasi di musim pertamanya, memenangkan Piala Intertoto, dan kemudian membawa klub meraih tempat ketiga yang jauh lebih baik di musim 2005-2006. Tapi Thomas Doll dipecat pada 1 Februari 2007.
Pada 19 Mei 2008, Doll mengundurkan diri sebagai pelatih Borussia Dortmund setelah tim finis di urutan ke-13 yang mengecewakan di Bundesliga.
Dia juga pernah menjadi pelatih Al Hilal, klub Arab Saudi pada 20 Juli 2011. Namun dia dipecat pada 22 Januari 2012.
Sementara di Indonesia, Thomas Doll ditunjuk sebagai pelatih Persija sejak 23 April 2022.