Nasib Tragis Sampdoria, Klub Legendaris yang Kini Terancam Degradasi dari Liga Italia

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 07 Februari 2023 | 15:00 WIB
Nasib Tragis Sampdoria, Klub Legendaris yang Kini Terancam Degradasi dari Liga Italia
Penggemar Sampdoria membentangkan spanduk raksasa dengan nomor 9 untuk memberi penghormatan kepada mendiang pesepakbola Italia Gianluca Vialli sebelum pertandingan Serie A Italia antara Sampdoria vs Napoli pada 8 Januari 2023 di stadion Luigi-Ferraris di Genoa. Andreas SOLARO/AFP.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nasib tragis kini tengah menimpa Sampdoria. Sempat menjadi klub papan atas di ajang Serie A Liga Italia, kini tim berjuluk Il Samp itu berada dalam bayang-bayang degradasi.

Kompetisi Serie A Liga Italia pernah menguasai sepak bola dunia berkat aksi para pemainnya dan tim-tim besar di dalamnya.

Bahkan sebelum Liga Inggris memperkenalkan The Big Six, Liga Italia atau Serie A pernah memiliki The Magnificent Seven yang menggambarkan tujuh klub besar.

Tujuh klub Italia yang masuk dalam kategori The Magnificent Seven itu antara lain, Juventus, AC Milan, Inter Milan, AS Roma, Lazio, Parma, dan Fiorentina.

Baca Juga: Derby Della Madonnina, Inter Vs Milan: Si Ular Hancurkan Rosonerri 1-0

Selain tujuh klub itu, Liga Italia di masa silam juga masih memiliki tim-tim hebat lainnya. Salah satunya adalah Sampdoria.

Para pemain Sampdoria yang semuanya mengenakan jersey dengan nama mendiang pesepakbola Italia Gianluca Vialli, melakukan pemanasan sebelum pertandingan Serie A Italia antara Sampdoria vs Napoli pada 8 Januari 2023 di stadion Luigi-Ferraris di Genoa.Andreas SOLARO/AFP
Para pemain Sampdoria yang semuanya mengenakan jersey dengan nama mendiang pesepakbola Italia Gianluca Vialli, melakukan pemanasan sebelum pertandingan Serie A Italia antara Sampdoria vs Napoli pada 8 Januari 2023 di stadion Luigi-Ferraris di Genoa.Andreas SOLARO/AFP

Sampdoria merupakan salah satu klub papan atas di masa kejayaan Liga Italia karena sempat menjadi juara ajang tersebut dan merusak dominasi tim The Magnificent Seven di musim 1990/91.

Tak cukup Scudetto atau gelar juara Liga Italia, tim berjuluk Il Samp ini juga menjuarai Coppa Italia dan Supercoppa Italia di awal tahun 90 an.

Catatan-catatan itu membuat Sampdoria yang saat itu digawangi Roberto Mancini dan Gianluca Vialli tersebut menjadi salah satu klub yang diidolai banyak orang, terutama di Indonesia.

Salah satu hal yang membuat Sampdoria banyak disukai publik Tanah Air karena kerja sama yang terjalin dengan PSSI dalam program PSSI Primavera.

Baca Juga: Hasil Liga Italia: Libas Spezia 3-0, Napoli Kokoh di Puncak Klasemen

Di program tersebut, PSSI mengirimkan pemain-pemain muda ke Sampdoria untuk menimba ilmu. Bahkan, beberapa di antaranya mampu menembus tim Il Samp.

Sebut saja Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy di dekade 90 an. Keduanya menimba ilmu di tim utama dengan berlatih dan mengikuti pramusim.

Kejayaan Sampdoria, terutama di Indonesia, kini pun memudar seiring mangkatnya Paolo Mantovani selaku pemilik. Kepergian sang pemilik menjadi titik balik kehancuran Il Samp.

Hal ini terbukti dengan degradasinya Sampdoria ke Serie B pada musim 1998/1999. Bahkan, degradasi dirasakan kembali di musim 2011/2012.

Usai jatuh bangun dan kini berkiprah di Serie A atau kasta teratas, Sampdoria sulit kembali ke masa kejayaannya seperti di era 90 an.

Malahan, nasib tragis kini menimpa Sampdoria yang terancam degradasi dari Serie A musim 2022/2023 ini.

Di musim 2022/2023 ini, Sampdoria yang dibela pemain keturunan Indonesia, Emil Audero Mulyadi, justru tengah terjerembab di papan bawah.

Hingga pekan ke-21 Serie A 2022/2023, Sampdoria masih tertahan di peringkat ke-19 dengan raihan 10 poin saja, hasil dari dua kemenangan, empat hasil imbang, dan 15 kekalahan.

Dengan performa saat ini, Sampdoria pun kian dekat dengan degradasi ke Serie B, mengulang catatan buruk di musim 1998/1999 dan 2011/2012 lalu.

Catatan buruk musim ini pun tak ayal menjadi nasib tragis bagi Sampdoria, tim yang berjaya di awal dekade 90 an dan menjadi tim papan bawah di sepak bola modern saat ini.

[Felix Indra Jaya]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI