Suara.com - Nama Yuli Sumpil belakangan ini ramai menjadi perbincangan publik. Yuli Sumpil diketahui pernah dijatuhi sanksi berupa larangan masuk ke stadion yang ada di seluruh Indonesia seumur hidup.
Dirigen Aremania tersebut kembali mencuat setelah adanya insiden di kantor Arema FC.
Terlepas dari dualisme dukungan suporter antara Aremania dan Arek Malang, diketahui, dalam foto yang diunggah oleh Arema FC terlihat Yuli Sumpil tengah memberikan orasi di hadapan suporter lainnya.
“Aremania memberikan dukungan terhadap eksistensi Arema FC dengan mendatangi Kandang Singa pada Selasa (31/1/2023). Dalam aksi itu, Aremania juga melakukan dialog bersama manajemen Arema FC dan perwakilan direksi,” tulis akun Twitter resmi Arema FC.
Baca Juga: LIB: Value BRI Liga 1 Rontok jika Arema FC Mundur dari Kompetisi
Sebelumnya pada hari Minggu (29/1/2023), terjadi insiden perusakan di kantor dan juga toko resmi dari Arema FC. Segenap perwakilan Aremania pun menyesalkan adanya tindakan perusakan yang berujung pada pembakaran terhadap logo Arema FC, salah satunya adalah Yuli Sumpil.
Sayangnya, aksi Yuli Sumpil itu disorot negatif oleh warganet lantaran dituding terlalu membela manajemen Arema FC ketimbang mengupayakan keadilan untuk 135 korban Tragedi Kanjuruhan.
Lantas, siapakah Yuli Sumpil tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Melansir dari berbagai sumber, Yuli Sumpil mempunyai nama lengkap Yuli Sugianto. Pria yang berasal dari Malang tersebut dikenal sebagai dirigen Aremania.
Diketahui, Yuli Sumpil lahir pada 14 Juli 1976. Nama Sumpil yang dicatutkan di belakang namanya tersebut merupakan tempat kelahirannya yaitu Jalan Sumpil Gang I, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Baca Juga: Kesulitan Cari Kandang, LIB: Arema FC Sudah Ajukan Stadion PTIK
Yuli Sumpil mengaku sudah menjadi Aremania sejak duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Sejak masih anak-anak, Yuli Sumpil kerap kali datang ke stadion untuk memberikan dukungan kepada Arema yang pada saat itu berkompetisi di Galatama.
Pada saat Yuli Sumpil tumbuh dewasa, jiwa suporter Yuli Sumpil pun semakin besar. Bahkan, Yuli Sumpil rela mengamen atau menjual dagangan ibunya agar bisa membeli tiket pertandingan dari klub bola kesayangannya tersebut.
Perjalanannya di dunia suporter Malang kemudian membawa Yuli Sumpil menjadi seorang dirigen Aremania, sebutan untuk para pendukung fanatik Arema.
Pada saat Arema masih bermain di Stadion Gajayana, Aremania mempunyai dua dirigen yaitu Yuli Sumpil dan juga El Kepet.
Melansir dari berbagai sumber, berdasarkan pada pendapat mayoritas Aremania, seseorang dipilih menjadi dirigen dikarenakan penampilannya yang menarik, ceria, dan nyentrik.
Ketika itu, Yuli Sumpil memang mempunyai penampilan khas dengan topi, syal, dan pernak-pernik Arema yang lainnya.
Tidak hanya itu, seorang dirigen juga harus bisa berkomunikasi dengan suporter lainnya, serta mampu membangkitkan semangat suporter untuk terus bernyanyi mendukung tim kebanggaannya pada saat bertanding di lapangan.
Diketahui, kiprah Yuli Sumpil ini pernah didokumentasikan oleh sutradara Andibachtiar Yusuf dalam film dokumenter yang berjudul The COnductors.
Sebagai seorang dirigen Aremania, Yuli Sumpil turut mengantar kelompok suporter tersebut untuk meraih penghargaan The Best Supporter pada Liga Indonesia musim 2000.
Namun, Yuli Sumpil juga mempunyai catatan negatif dalam perjalannya sebagai seorang suporter.
Di tahun 2018, Yuli Sumpil dijatuhi sanksi larangan memasuki stadion di seluruh Indonesia seumur hidupnya akibat aksinya turun ke lapangan pada saat Arema FC menjamu Persebaya Surabaya.
Sanksi tersebut dikeluarkan akibat Yuli Sumpil turun ke lapangan saat jeda pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 6 Oktober 2018 lalu.
Namun, sanksi tersebut kemudian resmi dicabut oleh PSSI melalui Surat Keputusan (SK) review implementasi keputusan Komite Disiplin (Komdis) 2018. SK tersebut fokus pada pelanggaran disiplin perilaku suporter.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa