Suara.com - Polri serius berbenah dalam melakukan pengamanan pertandingan khususnya sepak bola di Tanah Air. Terbaru, mereka mengadakan kursus dengan mendatangkan pengajar langsung dari Coventry University, Inggris.
Asops Kapolri, Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi mengatakan kursus berlangsung mulai 25 Januari sampai 3 Februari nanti. Kursus ini diikuti beberapa pihak dari Polri, kementerian terkait, PSSI, dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi profesional.
"Dari kementerian atau lembaga dan kompetisi sepak bola sebanyak 10 orang, terdiri dari Kemenpora dua orang, Kemen PUPR dua orang, Kemenkes dua orang, dari PSSI dua orang, dan dari PT Liga Indonesia Baru sebanyak dua orang," kata Agung di Mabes Polri, Rabu (1/2/2023).
Kursus dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas A untuk trainer yang diikuti oleh 32 orang, dan kelas B untuk operator pelaksana yang melibatkan 34 orang. Mereka menerima materi dari lima pengajar Coventry University.
Beberapa hal dibahas utamanya melibatkan kelengkapan fasilitas pengamanan stadion di Indonesia.cSelain itu, pengajaran juga melibatkan mitigasi mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi di stadion.
Ada dua stadion yang dipakai percontohan, mulai dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta dan Stadion Patriot Bekasi.
"Diharapkan secara bertahap di semua wilayah memiliki standar yang sama, sehingga kita bisa menyelenggarakan kompetisi khususnya di bidang keamanan sepak bola dengan lebih baik sesuai dengan standar FIFA," ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sementara itu, PSSI melalui Sekjen Yunus Nusi menyambut baik adanya kursus ini. Bahkan, ada rencana memasukan beberapa aspek ke dalam regulasi pertandingan.
Nantinya, hasil dari kursus ini akan menyempurnakan Peraturan Kepolisian no. 10 tahun 2022, yang terbit tidak lama setelah tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga: Waduh! Media Vietnam Sebut Iwan Bule Lindungi Shin Tae-yong, Sekarang Tidak Bisa Lagi
"Ya, tentu (akan masuk regulasi kompetisi), kan tadi ada dari LIB dan PSSI. Kita berharap penanganan keamanan dalam sebuah pertandingan memang sudah harus standar seperti apa yang diharapkan kepolisian," ucap Yunus Nusi.