"Kita keluar, terus disuruh balik sama Panpel. Kan awalnya memang disuruh menunggu sampai suporter pulang, ternyata suporter gak ada yang pulang," ungkap Wiebie.
Namun, lanjut Wiebie, para suporter PSS Sleman nyatanya tidak membubarkan diri. Mereka menunggu kepulangan tim berjuluk Singo Edan di dalam dan luar stadion.
Saat bus tim Arema FC keluar, disitulah penyerangan dimulai.
"Ternyata suporter tidak ada yang pulang. Semua nunggu kita keluar. Setelah kita keluar, langsung diserbu," katanya.
Karena kepanikan terjadi, pihak Arema FC sempat meminta bantuan pengawalan ketat mulai dari Polres Boyolali hingga Denpom Solo untuk mengawal kepulangan Arema FC usai berlaga.

"Pengamanan sama Patwal Polres Boyolali sama anggota Denpom Solo merapat. Jadi saya minta bantuan, kita sudah panik di jalan," tuturnya.
Arema FC akan Layangkan Protes
Wiebie menegaskan bahwa pihak Arema FC akan melayangkan protes kepada Panpel pertandingan atas peristiwa yang telah merugikan para pemain dan stafnya.
"Kita pasti ajukan protes. Kita susun layangan protes karena ya gimana ya keamanan sana seperti itu," tegasnya.
Baca Juga: Kalah Dari Persib Bandung, Borneo FC Langsung Kontrak Adam Alis Selama 2 Tahun dengan Skema Transfer
Sebelum mendapat serangan dari oknum suporter, Arema FC sudah lebih dulu mendapat teror di dalam stadion ketika menghadapi PSS Sleman.