Suara.com - Skandal korupsi FIFA dibuka di Amerika Selatan. Kasus yang dibuka adalah kasus suap dua mantan eksekutif 21st Century Fox dan perusahaan pemasaran olahraga yang dituduh menyuap pejabat sepak bola Amerika Selatan untuk mendapatkan hak siar.
Jaksa Brooklyn mengatakan kasus ini akan membuka "budaya korupsi" di sana. Kasus mulai diusut pada Selasa kemarin.
Dikutip dari Reuters, mantan eksekutif Fox, Hernan Lopez dan Carlos Martinez, serta Full Play Group SA yang berbasis di Buenos Aires telah mengaku tidak bersalah atas kejahatan termasuk tuduhan penipuan dan konspirasi pencucian uang.
Tuduhan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan korupsi yang berlangsung lama seputar FIFA.
Baca Juga: 3 Tantangan yang Akan Dihadapi Timnas Indonesia Jika Piala AFF Masuk Kalender FIFA
"Kasus ini tentang korupsi sepak bola internasional," kata jaksa Victor Zapana kepada para juri dalam pernyataan pembukaan, dengan mengatakan skema yang diduga menyalurkan uang yang bisa digunakan untuk membangun stadion dan mengembangkan liga pemuda dan wanita ke kantong pejabat yang korup.
Seorang pengacara untuk Full Play Group, pengacara Mayling Blanco mengatakan dugaan pembayaran ilegal itu atas permintaan pejabat sepak bola Amerika Selatan. Sehingga ini sifatnya pembayaran, bukan suap.
Sementara itu seorang pengacara Lopez mengatakan kepada juri bahwa kliennya tidak mengetahui suap tersebut dan segera melaporkannya ke Fox setelah mengetahuinya.
"Bukti akan menunjukkan dia tidak punya alasan untuk terlibat dalam kejahatan ini," kata pengacara John Gleeson.
Pengusaha Argentina Alejandro Burzaco akan bersaksi sebagai saksi dari pemerintah.
Baca Juga: Keras! Persipura Somasi PSSI dan Lapor FIFA Buntut Liga 2 Terhenti
Burzaco mengaku bersalah atas tuduhan kriminal pada tahun 2015 dan mengaku membayar suap lebih dari 160 juta dolar AS. Namun dia belum dijatuhi hukuman.
Jaksa menuduh Lopez dan Martinez merencanakan untuk menyuap pejabat di federasi sepak bola Amerika Selatan CONMEBOL untuk memenangkan hak siar untuk turnamen klub top benua itu, Copa Libertadores.
Mereka juga dituduh menggunakan suap untuk membantu Fox mendapatkan informasi orang dalam tentang penawaran hak siar AS untuk Piala Dunia 2018 dan 2022. Fox membayar 400 juta dolar untuk hak berbahasa Inggris untuk kedua turnamen tersebut pada tahun 2011.