Suara.com - Proyek naturalisasi PSSI kian memperbanyak jumlah pemain impor yang bisa dipanggil pelatih Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia untuk berbagai turnamen ke depan. Di sisi lain, hal itu turut mengancam eksistensi penggawa lokal.
Di era kepemimpinan Shin Tae-yong, PSSI gencar menaturalisasi pemain asing terutama yang memiliki darah Indonesia baik diproyeksikan untuk timnas senior maupun kelompok umur.
Di timnas senior, terdapat nama Jordi Amat, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama yang berhasil diubah menjadi warga negara Indonesia (WNI). Khusus nama terakhir, proses naturalisasi hampir rampung dengan hanya tinggal menjalani sumpah di kantor wilayah Kemenkumham RI.

Sedangkan untuk level kelompok umur, setidaknya ada tiga pemain keturunan yang tengah menjalani proses naturalisasi. Mereka adalah Justin Hubner, Ivar Jenner dan Rafael Struick.
Ketiga pemain ini diharapkan sudah menyelesaikan proses naturalisasi agar bisa memperkuat Timnas Indonesia U-20 ketika tampil di Piala Dunia U-20 2023 pada Mei mendatang.
Kendati kehadiran pemain ini bertujuan untuk menambah kekuatan Timnas Indonesia, proyek naturalisasi juga tak luput dari dampak negatif.
![Pemain keturunan, Rafael Struick. [Dok. PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/11/18/60617-pemain-keturunan-rafael-struick-2.jpg)
Keputusan untuk mempercepat peningkatan Timnas Indonesia memiliki efek negatif di mana para pemain lokal secara tak langsung terancam eksistensinya.
Setidaknya, terdapat empat pemain lokal kesayangan Shin Tae-yong yang bisa tergusur dari Timnas Indonesia menyusul kehadiran pemain naturalisasi baru.

Asnawi menjadi salah satu pemain yang hampir selalu mendapatkan tempat di skuad Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong baik senior maupun kelompok umur.