Suara.com - Proyek naturalisasi PSSI kian memperbanyak jumlah pemain impor yang bisa dipanggil pelatih Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia untuk berbagai turnamen ke depan. Di sisi lain, hal itu turut mengancam eksistensi penggawa lokal.
Di era kepemimpinan Shin Tae-yong, PSSI gencar menaturalisasi pemain asing terutama yang memiliki darah Indonesia baik diproyeksikan untuk timnas senior maupun kelompok umur.
Di timnas senior, terdapat nama Jordi Amat, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama yang berhasil diubah menjadi warga negara Indonesia (WNI). Khusus nama terakhir, proses naturalisasi hampir rampung dengan hanya tinggal menjalani sumpah di kantor wilayah Kemenkumham RI.
Sedangkan untuk level kelompok umur, setidaknya ada tiga pemain keturunan yang tengah menjalani proses naturalisasi. Mereka adalah Justin Hubner, Ivar Jenner dan Rafael Struick.
Ketiga pemain ini diharapkan sudah menyelesaikan proses naturalisasi agar bisa memperkuat Timnas Indonesia U-20 ketika tampil di Piala Dunia U-20 2023 pada Mei mendatang.
Kendati kehadiran pemain ini bertujuan untuk menambah kekuatan Timnas Indonesia, proyek naturalisasi juga tak luput dari dampak negatif.
Keputusan untuk mempercepat peningkatan Timnas Indonesia memiliki efek negatif di mana para pemain lokal secara tak langsung terancam eksistensinya.
Setidaknya, terdapat empat pemain lokal kesayangan Shin Tae-yong yang bisa tergusur dari Timnas Indonesia menyusul kehadiran pemain naturalisasi baru.
Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia 2023, Makin Ngeri dengan 5 Naturalisasi Baru
Asnawi menjadi salah satu pemain yang hampir selalu mendapatkan tempat di skuad Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong baik senior maupun kelompok umur.
Bek milik klub K League 2, Ansan Greeners itu adalah penguasa di sisi kanan pertahanan Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, kehadiran pemain naturalisasi anyar membuat posisi Asnawi mungkin saja terancam. Pasalnya, Sandy Walsh memiliki posisi yang sama dengan bek sayap kanan berusia 23 tahun tersebut.
Sama seperti Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan juga merupakan langganan Timnas Indonesia era Shin Tae-yong. Bahkan, ketika kesulitan mendapat menit bermain di Tokyo Verdy, dia tetap masuk dan jadi andalan Garuda di sisi kiri pertahanan.
Melihat performa Arhan yang terkesan biasa saja selama Piala AFF 2022, bukan tidak mungkin posisinya bakal tergantikan oleh pemain naturalisasi dalam hal ini Shayne Pattynama.
Shayne yang kini memperkuat Viking FK adalah pemain yang fasih menempati pos bek kiri kendati juga bisa bermain sebagai seorang gelandang.
3. Fachruddin Aryanto
Kedatangan Jordi Amat ke Timnas Indonesia memang belum memengaruhi posisi Fachruddin Aryanto di jantung pertahanan skuad Garuda setidaknya di Piala AFF 2022.
Fachruddin menjadi tandem Jordi Amat ketika Elkan Baggott yang juga merupakan pemain andalan Shin Tae-yong absen karena memilih fokus membela Gillingham FC.
Nah, jika Elkan Baggott sudah bisa bergabung, terutama di Piala Asia 2023, bukan tidak mungkin posisi Fachruddin bakal tergeser Jordi Amat dan pos bek tengah bagian kiri akan dikuasai Baggott.
Egy Maulana Vikri menjadi salah satu pemain yang disorot dalam kegagalan Timnas Indonesia menjuarai Piala AFF 2022. Performa winger berkaki kidal itu dianggap jauh dari kata impresif.
Posisi Egy sebagai winger kanan skuad Garuda bisa saja tergusur andai Shin Tae-yong mempromosikan Rafael Struick yang bermain di Timnas U-20 ke tim senior.
Struick yang kini membela ADO Den Hag adalah pemain yang fasih mengisi tiga posisi lini depan dari mulai striker, sayap kanan dan kiri. Namun, menyitat data Transfermarkt, dia paling sering tampil di pos penyerang kiri.