Suara.com - Pengamat Sepak Bola Justinus Lhaksana menilai Ketua Umum PSSI tidak perlu yang sangat mengerti tentang sepak bola. Paling tidak, mengerti saja.
Hanya saja ketua umum PSSI perlu menguasai manajemen sepak bola.
Kemampuan manajerial merupakan beberapa kriteria penting bagi ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendatang.
“Kita butuh angin segar, pendapat objektif. Buat saya, selain pengalaman, ketua PSSI tidak harus orang yang mengerti banget soal bola, tapi yang dibutuhkan adalah kualitas manajerialnya,” kata pria yang akrab disapa Coach Justin itu, dikutip dari Antara.
Baca Juga: Shin Tae-yong: Jika Saya Memimpin Lebih Baik, Saya Bisa Bawa Piala AFF 2022
Dengan kemampuan manajerial yang baik, diharapkan akan mampu menggerakkan banyak hal di organisasi hingga penggerak untuk sepak bola Indonesia.
Hal itu akan berimbas pada kualitas pemain dan liga nasional ke depannya.
“Mulai dari infrastruktur, pembinaan, kompetisi sejak dini dan sehat yang harus disediakan (oleh PSSI). Dengan investasi di pembinaan, misalnya, hasilnya bisa kita lihat pada 15 atau 20 tahun ke depan, untuk prestasi yang konsisten,” ujar Coach Justin.
“Untuk itu, harus ada gebrakan,” imbuhnya.
PSSI akan memilih pemimpin baru lewat Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar pada Maret 2023 mendatang.
Baca Juga: Menpora Amali dalam Pusaran Konflik Kepentingan, Pilih Kursi Menteri atau Waketum PSSI?
Tercatat, sebanyak lima orang telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon Ketua Umum PSSI yang baru, menggantikan Mochamad Iriawan.
Lima bakal calon Ketum PSSI tersebut adalah La Nyala Mattalitti, Doni Setiabudi, Erick Thohir, Fary Djemy Francis dan Arif Putra Wicaksono.
Dari lima calon tersebut, hanya satu yang akan terpilih sebagai Ketum PSSI periode 2023-2027.