Suara.com - Timnas Indonesia harus tersingkir di semifinal Piala AFF 2022 usai dikalahkan Vietnam dengan agregat 0-2. Terdapat setidaknya tiga penyebab utama kekalahan Garuda dalam leg kedua semifinal, Senin (9/1/2023).
Duel Vietnam vs Indonesia yang berlangsung di Stadion My Dinh, Hanoi itu berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan tuan rumah. Nguyen Tien Linh memborong semua gol dalam laga ini yang masing-masing di cetak di awal babak pertama dan kedua.
Tidak seperti pertandingan leg pertama yang berakhir imbang 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 6 Januari lalu, skuad Garuda tak berkutik di laga ini.
Bahkan, tim asuhan pelatih Shin Tae-yong tercatat tidak mampu sekalipun melepaskan tembakkan tepat sasaran selama 90 menit. Mereka juga terbilang minim melakukan peluang berbahaya.
Baca Juga: 4 Rekor Minor Timnas Indonesia Usai Kandas di Semifinal Piala AFF 2022
Pasca laga, pelatih Vietnam Park Hang-Seo menjelaskan bahwa dia sudah mengetahui kekuatan dan kelemahan Indonesia jelang laga ini. Itu jadi kunci utama kemenangan mereka.
Sebagai informasi, ini merupakan kemenangan pertama Vietnam dalam 26 tahun terakhir atas Indonesia di Piala AFF. Sebelum laga ini, terakhir kali The Golden Star Warriors menundukkan Garuda di Piala AFF terjadi pada edisi 1996 silam.
Berikut 3 Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia dari Vietnam di Leg Kedua Semifinal Piala AFF 2022
1. Kelemahan Lini Belakang Terekspos
Park Hang-seo menjelaskan bahwa dua gol yang dilesakkan Vietnam dalam laga ini bukanlah sebuah keberuntungan. Itu disebut dia merupakan buah dari strategi jitu untuk mengkspos kelemahan lini belakang Garuda.
Baca Juga: Timnas Indonesia Lanjutkan Nestapa di Piala AFF, Belum Juga Pecah Telur Jadi Juara
Selepas bermain imbang tanpa gol di SUGBK, Park mengaku sadar bahwa Timnas Indonesia lemah ketika lawan memberikan bola-bola panjang langsung ke belakang garis pertahanan.
Gol pertama Nguyen Tien Linh tak lama setelah kick-off lahir dengan skema itu, sementara gol kedua saat babak kedua baru berjalan beberapa menit tercipta lewat sundulan dari skema tendangan pojok.
"Gol pertama Tien Linh dari hasil analisis, bola tinggi mereka cukup lemah. Sang bek kehilangan kesabarannya di beberapa posisi di pertahanan," kata Park Hang-seo dikutip dari The Thao 247, Selasa (10/1/2023).
"Kami mainkan dua penyerang dan menendang bola ke titik jatuh, [kami sengaja] memperebutkan bola di titik-titik ini. Mereka [Indonesia] lemah saat bertahan di ruang belakang pertahanan."
2. Skema Serangan Balik Tak Berjalan
Selain melihat titik lemah Indonesia, Park Hang-seo menyebut kesuksesan Vietnam meredam tim asuhan Shin Tae-yong adalah karena paham kelebihan mereka yakni serangan balik cepat.
Demi menghindari itu, Park menginstruksikan pemain Vietnam untuk bermain sangat agresif di awal laga dan menutup ruang khususnya di sayap yang menjadi pos utama serangan balik skuad Garuda.
"Pada laga leg pertama (di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta-red), kami bermain dengan formasi 3-4-3 dan mendapatkan hasil seri tanpa gol. Setelah itu, kami menganalisis pertandingan dan mengetahui kekuatan utama Indonesia ada di serangan balik," ujar Park usai pertandingan.
3. Kesalahan Dasar Pemain Timnas Indonesia
Di tengah tekanan tinggi yang dilancarkan pemain Vietnam, para penggawa Timnas Indonesia nyatanya tidak mampu mencari solusi untuk keluar menyerang atau setidaknya membangun serangan.
Hampir sepanjang laga, khususnya ketika skor 0-1 untuk keunggulan Vietnam, para pemain Garuda tidak bisa membangun serangan di mana bola selalu putus di lini tengah maupun sisi sayap yang dihuni Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam.
Dalam beberapa kesempatan, Asnawi bahkan terlihat sangat terisolasi. Ketika mendapat bola, tidak ada opsi memberikan umpan karena ruang yang di tempati rekan-rekannya ditutup rapat oleh Timnas Vietnam.
Selain itu, umpan serta kontrol bola pemain Timnas Indonesia tidak terlihat baik dalam laga ini. Hal itu menyulitkan mereka untuk bisa keluar dari pressing tinggi yang diterapkan tim asuhan Park Hang-seo.