Suara.com - Persebaya Surabaya resmi terusir dari kandangnya, Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya jelang putaran kedua BRI Liga 1 2022-2023. Apa sebabnya?
Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya telah memastikan bahwa Stadion GBT sudah tidak boleh digunakan untuk kegiatan apapun mulai Januari 2023.
Hal itu dikarenakan Stadion GBT menjadi salah satu dari enam venue yang akan digunakan untuk Piala Dunia U-20 2023. Karenanya, aktivitas apapun di enam venue itu telah dilarang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).
Kepala Disbudporapar Wiwik Widayati, menjelaskan bahwa larangan penggunaan GBT itu sudah disampaikan KemenPUPR memalui surat resmi. Keputusan itu berlaku mulai Januari hingga berakhirnya Piala Dunia U-20 2023.
Baca Juga: Usai Libur Akhir Tahun, PSS Sleman Mulai Persiapan Hadapi Persija Jakarta
"Saat ini GBT dan lapangan-lapangan pendukung untuk Piala Dunia, sudah masuk proses renovasi yang dilakukan Kementerian PUPR. Segala sesuatunya harus sesuai dengan rencana kementerian," kata kata Wiwik dikutip dari Antara, Kamis (5/1/2023).
"Pekan depan material untuk renovasi sudah tiba di lokasi yang direnovasi," kata dia.
Keputusan ini membuat Persebaya Surabaya harus terusir dari markasnya sendiri. Hal ini jelas merupakan kerugian mengingat mereka butuh dukungan suporter dalam mengarungi putaran kedua BRI Liga 1 2022-2023.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun sempat mengatakan bakal membantu Persebaya untuk mencari markas sementara di tengah pelarangan menggunakan Stadion GBT selama periode persiapan dan kompetisi Piala Dunia U-20 2023.
Salah satu opsi yang diberikan Eri Cahyadi adalah tim kebanggan Arek-Arek Suroboyo tersebut bisa bermain di Stadion Gelora Joko Samudro.
Baca Juga: Persita Lepas Tiga Pemain Jelang Putaran Kedua BRI Liga 1, Salah Satunya Osas Saha
Hal itu dipastikan setelah menghubungi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan mendapat keterangan bahwa Persebaya bisa menggunakan stadion tersebut sebagai kandang hingga musim berakhir.
"Alhamdulillah Mas Bupati Gresik memberikan lampu hijau Persebaya sementara waktu berkandang di sana selama GBT dipersiapkan dan digunakan untuk Piala Dunia," kata Wali Kota Eri.
Meskipun begitu, kata dia, pihaknya mencermati dinamika yang terjadi di kota-kota lain yang menjadi tuan rumah Piala Dunia sekaligus menjadikan stadionnya sebagai markas tim Liga 1, salah satunya Persis Solo yang getol melakukan lobi ke Kemenpora dan kementerian PUPR agar tim Laskar Sambernyawa tersebut tetap bisa bermain di Stadion Manahan.
"Kalau di Solo atau kota lain bisa, Surabaya juga harusnya bisa dong, Persebaya bermain di GBT," kata dia.
Sementara itu, perwakilan suporter Persebaya dari Green Nord Husni Gozali berharap agar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya dapat terus membantu mencari solusi untuk permasalahan stadion yang akan digunakan Persebaya sebagai markas pada Putaran kedua kompetisi.
"Kami yakin, GBT naik kelas karena kualitas stadion semakin bagus setelah dipakai Piala Dunia, namun solusi untuk kebutuhan markas tim di sisa musim ini juga tidak kalah penting," kata Cak Conk sapaan akrabnya, demikian Antara.