Menanti Kebangkitan Kylian Mbappe Bersama PSG usai Kegagalan Prancis Pertahankan Gelar Piala Dunia

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 28 Desember 2022 | 17:18 WIB
Menanti Kebangkitan Kylian Mbappe Bersama PSG usai Kegagalan Prancis Pertahankan Gelar Piala Dunia
Penyerang PSG dan Timnas Prancis, Kylian Mbappe. [FRANCK FIFE / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika Paris Saint Germain (PSG) menjamu Strasbourg Kamis dini hari pukul 03.00 WIB nanti, maka itu bukan hanya salah satu pertandingan yang membuka lagi musim kompetisi Ligue 1 Prancis yang terhenti oleh jeda Piala Dunia 2022.

Itu juga lebih dari sekadar pertandingan Paris Saint Germain seperti biasanya.

Laga melawan tim yang terpaut 30 poin dan 18 peringkat di bawah juara bertahan Liga Prancis itu adalah cara terbaik dalam melihat bagaimana Kylian Mbappe yang disebut-sebut sebagai pesepak bola terbaik di dunia saat ini menyembuhkan luka akibat kalah dalam final Piala Dunia 2022.

Dua pemain PSG; penyerang Timnas Argentina, Lionel Messi (kiri) dan penyerang Timnas Prancis, Kylian Mbappe tampil di final Piala Dunia 2022. [Jewel SAMAD / AFP]
Dua pemain PSG; penyerang Timnas Argentina, Lionel Messi (kiri) dan penyerang Timnas Prancis, Kylian Mbappe tampil di final Piala Dunia 2022. [Jewel SAMAD / AFP]

Laga final antara Prancis yang dia pimpin dengan Argentina yang dipimpin Lionel Messi yang juga rekan satu timnya di PSG, sampai kini menyisakan luka bagi Prancis dan juga Mbappe.

Baca Juga: Timnas Indonesia vs Thailand, Alexandre Polking Akui Skuad Garuda Lebih Baik dari Gajah Perang

Pemain muda ini bahkan menjadi bahan olok-olok sejumlah pemain Albiceleste tak lama setelah laga final itu selesai, terutama oleh kiper Argentina Emiliano Martinez.

Mbappe sendiri agaknya tidak tahan untuk libur terlalu lama. Berdiam diri di rumah atau liburan ke mana pun dalam suasana hati yang murung dan kecewa, tak akan pernah bisa menyembuhkan luka. Bayangan kegagalan mungkin terlalu sulit dan terlalu lama untuk bisa disingkirkan dari pikiran.

Untuk itu dia segera bergabung kembali dengan PSG untuk berlatih jauh sebelum laga melawan Strasbourg itu, hanya tiga hari setelah laga final Piala Dunia 2022. Padahal dia diberi waktu istirahat lebih panjang sampai Januari sebelum bergabung dengan PSG kembali.

Dia terlihat berusaha mengatasi kekecewaan, apalagi dia masih sangat muda yang gejolak emosinya bisa meledak-ledak. Dia mungkin merasa bahwa dia nyaris menjadi salah satu dari segelintir pemain sepak bola yang bisa berturut-turut menjuarai Piala Dunia, apalagi dia mencetak hattrick yang dua kali membatalkan keunggulan Argentina sehingga laga final itu terpaksa dilanjutkan kepada adu penalti.

Dalam adu penalti pun dia sukses mengatasi teror mental Emiliano Martinez yang tak mempan kepada Mbappe, tetapi sudah cukup menggentarkan hati dua rekannya, yang termakan teror mental Martinez sehingga Prancis pun gagal mempertahankan gelar juara Piala Dunia.

Baca Juga: Siasat Shin Tae-yong Antisipasi Cuaca Buruk saat Timnas Indonesia Lawan Thailand di SUGBK

Ironisnya, Martinez yang empat kali tak bisa menghindarkan gawangnya tidak dijebol Mbappa yang tiga di antaranya dari titik penalti, malah tak henti mengolok-olok Mbappe.

Dia bahkan membawa boneka bayi berwajah Mbappe tepat di samping Messsi kala parade sukses juara dunia Argentina di Buenos Aires.

Banyak orang di Prancis menyayangkan Messi diam tak mengingatkan Martinez dan ini turut memicu spekulasi bahwa memang ada apa-apa di balik hubungan Messi dengan Mbappe.

Galtier Tak Peduli

Mbappe sendiri sampai detik ini tak berkomentar apa-apa terhadap Messi, tentang suksesnya menjuarai Piala Dunia, walaupun di lapangan keduanya berulang kali saling menyelamati. Ini menguatkan dugaan sejumlah kalangan bahwa memang ada masalah di antara kedua pemain bintang ini.

Tetapi pelatih Paris Saint Germain Christophe Galtier menepis kabar hubungan buruk antara Mbappe dan Messi.

Galtier tak peduli dengan sikap buruk Emiliano Martinez karena yang dia pedulikan adalah tetap baiknya hubungan Messi dengan Mbappe.

"Saya fokus kepada hubungan di antara mereka berdua. Bukan Leo Messi yang mengejek orang lain. Yang saya lihat setelah final (Piala Dunia 2022) itu, tidak ada alasan untuk menyamaratakan prilaku semua pemain hanya karena prilaku kiper itu," kata Galtier.

Galtier hanya perlu tahu bahwa hubungan Messi dan Mbappe tetap sebaik dulu.

"Kylian Mbappe bersikap baik sekali, meskipun kalah. Tentu saja dia kecewa berat, tapi dia melakukannya dengan cara yang berkelas. Dia menyelamati Leo Messi dan itu baik sekali baik bagi kami maupun klub," sambung Galtier.

Galtier sama sekali tak mau terpancing oleh meluapnya emosi di Prancis yang melihat ambisi negaranya mempertahankan gelar juara dunia dipupuskan oleh Argentina yang diperkuat Messi yang bermain di Liga Prancis. Galtier tak peduli semua itu karena dia hanya ingin fokus kepada kesiapan dan mentalitas timnya.

Dalam kaitan ini pula, dia menegaskan bahwa Mbappe dan sahabatnya yang memperkuat Maroko sampai semifinal Piala Dunia, Achraf Hakimi, akan bertanding baik dalam laga melawan Strasbourg maupun kala ditantang peringkat kedua klasemen, Lens, tepat pada Tahun Baru.

Sang pelatih tidak menganggap ada risiko fisik yang besar jika menurunkan kedua pemain dalam dua pertandingan berturut-turut tak lama setelah mereka tampil dalam Piala Dunia 2022.

"Hakimi dan Mbappe ingin kembali dan bermain dalam dua pertandingan tersebut," kata Galtier seperti dikutip AP. "Selama mereka dalam kondisi fisik dan mental yang baik, tidak ada alasan bagi kami untuk menjalani pertandingan tanpa mereka."

Neymar Siap

Galtier juga menegaskan Neymar yang pernah memiliki riwayat hubungan yang tidak baik dengan Mbappe, sudah berlatih bersama PSG pada 22 Desember. Neymar, disebutnya, sangat ingin bermain.

"Dari sudut pandang psikologis, dia sangat ingin bermain. Itu pertanda baik," kata Galtier yang memastikan Neymar tidak merasakan efek akibat cedera pergelangan kaki kanan yang dialaminya saat melawan Serbia dalam Piala Dunia 2022.

Neymar sendiri masih dirundung kecewa setelah Brazil dikalahkan Kroasia dalam perempat final. Dia mencetak gol yang luar biasa yang membuatnya menyamai rekor 77 gol Pele bersama timnas Brazil.

Kroasia lalu menyamakan kedudukan untuk memaksakan adu penalti yang gagal dimenangkan Brazil ketika Neymar bahkan tak memiliki kesempatan melakukan tugasnya sebagai penendang kelima Brazil dalam adu penalti itu.

Sebaliknya, sahabatnya yang superstar Argentina, Lionel Messi, malah mencetak dua gol dalam final dan dengan tenang sukses menjalankan tugasnya dalam adu penalti melawan Prancis yang akhirnya dimenangkan Argentina. Messi pun menyamai pencapaian idolanya Diego Maradona menjuarai Piala Dunia.

Tetapi, tidak seperti Mbappe, Hakimi dan Neymar, Messi belum bisa bergabung dengan PSG karena diberi waktu istirahat ekstra untuk merayakan keberhasilan menjuarai Piala Dunia di kampung halamannya di Argentina.

Messi Baru Bertanding Pekan Depan

Tetap saja, tanpa Messi yang sudah tujuh kali meraih Ballon d'Or, PSG terlalu kuat untuk Strasbourg. Apalagi dalam tim Paris ini ada Mbappe yang sudah mencetak 12 gol dan Neymar dengan sebelas gol.

Mungkin hasil pertandingan melawan Strasbourg ini tidak begitu menjadi perhatian karena yang lebih menarik perhatian adalah bagaimana Mbappe mengatasi dan melampiaskan dan kekecewaannya selama Piala Dunia 2022.

Tak kalah menarik lagi adalah bagaimana dia bekerja sama dengan rekan-rekan satu timnya yang lain, khususnya Neymar.

Mungkin pekan ini tak akan begitu dramatis, tetapi pekan depan manakala Messi sudah merumput lagi, atmosfer PSG mungkin tak akan sebiasa sebelum ini atau sebaliknya, seperti biasa terjadi.

[Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI