Suara.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yakin Cristiano Ronaldo jadi korban politik di Piala Dunia 2022 Qatar karena membela Palestina. Ronaldo disebut jadi sasaran "larangan politik" hingga dibiarkan duduk di bangku cadangan oleh Timnas Portugal.
Sehingga Ronaldo tidak bisa bermain maksimal.
“Mereka telah menyia-nyiakan Ronaldo. Sayangnya, mereka memberlakukan larangan politik terhadapnya,” kata Erdogan pada hari Minggu saat berbicara di sebuah acara pemuda di provinsi Erzurum timur, dikutip dari Al Jazerra.
Edorgan menyinggu Pelatih Timnas Portugal Tite kala itu hanya menggunakan Ronaldo di menit terakhir pertandingan.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Hakim Ziyech, Sempat Pensiun Dini Sebelum Bantu Maroko ke Semifinal Piala Dunia 2022
“Mengirim pemain seperti Ronaldo ke lapangan dengan hanya 30 menit tersisa untuk pertandingan merusak psikologinya dan menghilangkan energinya,” kata Erdogan.
“Ronaldo adalah seseorang yang membela perjuangan Palestina,” tambahnya.
Pemain berusia 37 tahun itu masuk sebagai pemain pengganti di paruh kedua pertandingan perempat final Piala Dunia 2022 melawan Maroko di mana Portugal kalah 1-0.
Selain itu, mantan pesepakbola Manchester United dan Real Madrid itu juga pernah duduk di bangku cadangan saat Portugal menghadapi Swiss di babak 16 besar, tampil sebagai pemain pengganti.
Selama Piala Dunia 2022, Ronaldo tidak pernah mengeluarkan pernyataan publik apa pun tentang konflik Israel-Palestina, meskipun laporan palsu dan foto palsu muncul secara online.
Baca Juga: Pemain yang Harganya Melejit Usai Tampil Apik di Piala Dunia 2022, No.4 Menuju Liverpool